REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Palestina menyambut baik penawaran China untuk menjadi tuan rumah yang akan mempertemukan para pemimpin Palestina dan Israel. Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Wasel Abu Yousef memuji posisi resmi China dalam masalah Palestina.
Berbicara kepada Anadolu Agency, Yousef memuji Beijing karena mendukung pembentukan negara Palestina di tanah yang diduduki Israel sejak 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Namun, Yousef menekankan bahwa prioritas kepemimpinan Palestina adalah "mengadakan konferensi internasional untuk perdamaian berdasarkan legitimasi dan resolusi internasional".
Pernyataan Yousef muncul setelah Penasihat Negara China dan Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan kepada TV Al-Arabiya pada Rabu (24/3) bahwa, pemerintah China berencana untuk mengundang Israel dan Palestina untuk melakukan pembicaraan di Beijing. Pejabat China itu tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang rencana Beijing untuk mengadakan pembicaraan tentang masalah Palestina dan Israel. Wang memulai tur Timur Tengah dan dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi, Turki, Iran, UEA, Bahrain, dan Oman.
Para pemimpin Palestina telah berulang kali menyuarakan penentangan terhadap upaya mediasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS). Penolakan itu disebabkan oleh sikap bias Washington terhadap Israel.
Pembicaraan antara para pemimpin Palestina dan Israel terhenti pada April 2014. Pembicaraan itu berhenti karena Israel menolak untuk membebaskan warga Palestina yang dipenjara sejak sebelum 1993. Negara zionis itu juga enggan menghentikan aktivitas pembangunan pemukiman di tanah Palestina yang diduduki.