Jumat 26 Mar 2021 15:18 WIB

WHO Afrika Serukan Akses Vaksin yang Adil

Upaya memperoleh vaksin tidak boleh menjadi kompetisi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam foto file ini bertanggal 7 Februari 2021, botol vaksin Oxford-AstraZeneca melawan COVID-19 di sebuah rumah sakit di Sofia, Bulgaria. Afrika Selatan pada hari Minggu 7 Februari 2021, telah menangguhkan rencana untuk menyuntik pekerja perawatan kesehatan garis depannya dengan vaksin AstraZeneca setelah uji klinis kecil menunjukkan bahwa itu tidak efektif dalam mencegah penyakit ringan hingga sedang dari varian yang dominan di negara.
Foto: AP/Valentina Petrova
Dalam foto file ini bertanggal 7 Februari 2021, botol vaksin Oxford-AstraZeneca melawan COVID-19 di sebuah rumah sakit di Sofia, Bulgaria. Afrika Selatan pada hari Minggu 7 Februari 2021, telah menangguhkan rencana untuk menyuntik pekerja perawatan kesehatan garis depannya dengan vaksin AstraZeneca setelah uji klinis kecil menunjukkan bahwa itu tidak efektif dalam mencegah penyakit ringan hingga sedang dari varian yang dominan di negara.

REPUBLIKA.CO.ID, YAOUNDE -- Kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Afrika menyerukan akses vaksin yang adil. Hal itu agar cakupan dan jangkauan vaksinasi Covid-19 di benua tersebut dapat diperluas.

Direktur Regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti mengatakan Afrika sangat membutuhkan lebih banyak vaksin. Hal itu karena mulai melambatnya pengiriman vaksin. Selain itu stok awal vaksin yang diterima beberapa negara Afrika hampir habis.

Baca Juga

"Perlambatan pasokan vaksin dapat memperpanjang perjalanan menyakitkan untuk mengakhiri pandemi ini bagi jutaan orang di Afrika," kata Moeti dalam sebuah konferensi pers virtual pada Kamis (25/3), dikutip laman Anadolu Agency.

Dia kembali menekankan bahwa upaya memperoleh vaksin tidak boleh menjadi kompetisi. "Akses yang adil akan menguntungkan semua dan bukan hanya sebagian dari kita," ujarnya.

Namun Moeti mengisyaratkan bahwa dia melihat adanya kompetisi. "Sementara beberapa negara berpenghasilan tinggi berusaha untuk memvaksinasi seluruh populasi mereka, banyak di Afrika berjuang untuk cukup melindungi, bahkan kelompok berisiko tinggi mereka," ucapnya.

Menurut WHO, sejauh ini 44 negara Afrika telah menerima vaksin melalui fasilitas Covax atau melalui sumbangan dan perjanjian bilateral. Sebanyak 32 negara di antaranya telah memulai vaksinasi. "Vaksin tetap menjadi cara kami yang paling pasti untuk mengatasi pandemi ini," kata Richard Mihigo, koordinator program imunisasi dan pengembangan vaksin untuk WHO Afrika.

Baca juga : Embargo Ancam Pasokan Vaksin Covid-19 di Indonesia

"Ini tidak adil bahwa beberapa negara berpenghasilan tinggi ingin memvaksinasi seluruh populasi mereka, sementara yang lain - termasuk sebagian besar di wilayah kami - berjuang untuk mencapai proporsi yang signifikan dari populasi berisiko," kata Mihigo.

Sejauh ini Afrika telah mencatatkan lebih dari 4,1 juta kasus Covid-19. Sebanyak 110.860 warga di sana telah meninggal akibat terinfeksi virus Corona.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement