Sabtu 27 Mar 2021 17:16 WIB

Epidemiolog: Pemerintah Harus Tetap Waspada Kasus Turun

Pakar Epidemiologi mengatakan tes positivity rate Indonesia masih di atas 10 persen.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas mengecek spesimen tes usap PCR di lab. Ilustrasi
Foto: Prayogi/Republika
Petugas mengecek spesimen tes usap PCR di lab. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan pemerintah harus tetap waspada dengan kondisi penurunan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini. Sebab, tes positivity rate Indonesia masih berada di atas 10 persen. Sehingga tidak tepat jika Indonesia disebut telah melewati puncak pandemi Covid-19.

"Kondisi Indonesia terjadi penurunan pada kasus harian Covid-19. Namun, ini harus tetap waspada. Negara lain dengan testing yang luar biasa mereka tetap hati- hati. Puncak Covid-19 itu umumnya, diketahui bahkan dua minggu setidaknya dari atau sejak puncak itu terlewati. Jadi ada tren yang sangat menurun signifikan," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (27/3).

Kemudian, ia melanjutkan testing dan di Indonesia tidak memadai. Sehingga bisa dikatakan banyak kasus infeksi di masyarakat yang tidak terdeteksi. Kalau begini, berarti pemerintah tidak bisa prediksi kasus Covid-19 itu sudah mencapai puncak atau belum.

"Indonesia harus memastikan test positivity rate-nya telah berada setidaknya di bawah delapan persen secara berturut-turut selama dua minggu. Hal tersebut menandakan testing dan tracing di Indonesia telah memadai. Kondisi itu pula yang dapat menjadi tolok ukur untuk mengatakan Indonesia telah melewati puncak pandemi yang diiringi dengan penurunan kasus Covid-19," kata dia.

Menurutnya, pemerintah harus bergerak cepat untuk melakukan testing. Ia mencontohkan misalnya hari ini ada 5 ribu kasus positif Covid-19 di Indonesia. Besoknya, harus ada 100 ribu testing terhadap tracing atau kasus kontaknya. Hal itu yang harus dilakukan jika ingin mengendalikan kasus Covid-19.

"Saat ini program 3T yang dijalankan pemerintah bisa dilihat cenderung menurun. Jadi, Indonesia belum melewati puncak pandemi, kondisi program 3T nya saja masih stabil taraf rendah," kata dia.

Ia menambahkan virus Covid-19 ini seperti penyakit musimman yang per tiga bulan kasusnya bisa naik lagi. Dalam hal ini, pemerintah harus memperbaharui manajemen data 3T.

"Cari demografi penduduknya seperti apa, angka kematian bisa naik terjadi dimana saja apakah saat dirumah sakit atau lingkungan kumuh. Di negara lain di analisis data-data tersebut dan mereka terbuka. Sehingga mereka bisa tahu apa yang akan dilakukan negaranya untuk mengendalikan virus ini," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kasus harian Covid-19 di Indonesia terus menurun. Namun, dia meminta semua kepala daerah untuk tidak lengah.

"Saya titip penanganan pandemi Covid-19, sekali lagi jangan lengah sedikit pun. Saya cek kabupaten dan kota dan provinsi selalu saya cek kasus harian, turun turun, yang sembuh makin banyak," kata Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional V Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Tahun 2021 yang disiarkan kanal YouTube Setpres, Jumat (26/3).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement