REPUBLIKA.CO.ID, "Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri."
Kalimat tersebut diucapkan oleh Presiden Republik Indonesia (RI), Soekarno, pada peresmian Institut Angkatan Laut (AL) tahun 1953 lalu. Pada 2021, kalimat itu kembali diucapkan oleh Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, saat meresmikan kapal perang RI (KRI) Alugoro-405.
KRI Alugoro-405, kapal selam buatan dalam negeri pertama, telah resmi berada di pelukan TNI AL, tepatnya di Satuan Kapal Selam Koarmada II. Seorang perwira TNI AL, Letkol Laut (P) Ahmad Noer Taufik, ditunjuk menjadi komandan kapal tersebut.
Kapal selam, Panglima TNI pandang, sebagai kekuatan pemukul strategis yang sangat diperhitungkan dalam peperangan modern. Muncul pada awal abad ke-20, jenis kapal yang perkembangannya sangat pesat hingga kini itu, dia sebut telah menjadi "game changer" dalam mandala perang laut.
"Kemampuannya untuk mengintai dan menyerang sasaran tanpa terdeteksi menjadi kombinasi mematikan yang harus diperhitungkan dalam kalkulasi tempur lawan," ujar Hadi saat peresmian kapal itu di Fasilitas Pelabuhan (Faslabuh) TNI AL Selat Lampa, Ranai Kepulauan Riau, Selasa (6/4).
Kembali ke KRI Aluguro-405. Kapal tersebut akan menjadi bagian dalam kekuatan sistem senjata armada terpadu (SSAT). Perannya amat penting nan tak terpisahkan dari kemampuan pengendalian laut dan kemampuan antiakses TNI AL, khususnya di wilayah perbatasan serta perairan rawan selektif seperti Laut Natuna Utara dan Laut China Selatan.
Pemilihan lokasi peresmian KRI Alugoro-405 bukan tanpa alasan. Hadi mengungkapkan, Faslabuh TNI AL Selat Lampa dipilih menjadi lokasi peresmian kapal tersebut merupakan simbol kesungguhan dan kesiapan TNI sebagai garda terdepan serta benteng terakhir nusantara untuk menegakkan kedaulatan negara di laut.