Kamis 08 Apr 2021 19:20 WIB

Laki-Laki Penyintas Covid-19 Lebih Berisiko Disfungsi Ereksi

Risiko pria penyintas Covid-19 sampai enam kali lebih besar.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Karta Raharja Ucu
Laki-laki penyintas Covid-19 enam kali lebih besar berisiko disfungsi ereksi
Foto: Republika.co.id
Laki-laki penyintas Covid-19 enam kali lebih besar berisiko disfungsi ereksi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid-19 dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi hingga hampir enam kali lipat lebih besar pada penyintas laki-laki. Mematuhi protokol kesehatan dengan baik dan mendapatkan vaksinasi dapat membantu laki-laki terhindar dari risiko ini.

Temuan terbaru ini diungkapkan tim peneliti dari Italia melalui jurnal Andrology pada Maret. Studi yang mereka lakukan melibatkan 6.821 partisipan dalam sebuah survei.

Sekitar 2.644 partisipan merupakan laki-laki. Sebanyak 985 orang dari partisipan laki-laki tersebut aktif secara seksual. Sekitar 2,54 persen atau 25 orang dari kelompok laki-laki yang aktif secara seksual tersebut memiliki riwayat positif Covid-19.

Dalam studi ini, peneliti juga melakukan pengukuran fungsi ereksi dengan menggunakan  International Index of Erectile Function atau Sexual Health Inventory for Men.

Peneliti mendapati prevalensi disfungsi ereksi tampak lebih tinggi pada laki-laki yang pernah terkena Covid-19 dibandingkan yang belum terkena. Prevalensi disfungsi ereksi pada laki-laki yang pernah terkena Covid-19 adalah 28 persen, sedangkan pada yang belum terkena Covid-19 adalah 9,33 persen.

Dengan kata lain, penyintas Covid-19 laki-laki memiliki risiko 5,66 kali lebih tinggi terhadap disfungsi ereksi. Peneliti tetap mendapatkan angka yang sama setelah mereka melakukan penyesuaian terhadap berbagai faktor risiko disfungsi ereksi lain yang dimiliki partisipan.

Ketua tim peneliti dan profesor di bidang endokrinologi dan seksologi medis dari University of rome Tor Vergata Emmanuele A Jannini MD mengatakan Covid-19 dan disfungsi ereksi juga memiliki beberapa faktor risiko serupa. Sebagian di antaranya adalah usia yang lebih tua, diabetes, indeks massa tubuh (IMT) tinggi, dan kebiasaan merokok.

"Secara umum, disfungsi endotel merupakan hal yang umum ditemukan pada kedua kondisi (Covid-19 dan disfungsi ereksi)," ujar Jannini, seperti dilansir WebMD.

Menurut Jannini, pertanyaan mengenai ada atau tidaknya masalah disfungsi ereksi setelah pasien mengalami Covid-19 bisa diajukan. Pertanyaan seperti ini diilai dapat memberikan sebagian gambaran mengenai kesehatan sistemik penyintas Covid-19.

Di sisi lain, Jannini mengungkapkan bahwa disfungsi ereksi bisa menjadi komplikasi jangka pendek atau panjang dari Covid-19. Karena itu, penting bagi laki-laki untuk tetap patuh dalam menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19. Jannini juga menilai laki-laki sebaiknya melakukan vaksinasi Covid-19 bila sudah mendapatkan jadwal.

"Itu mungkin memiliki manfaat tambahan untuk mencegah disfungsi seksual," kata Jannini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement