Jumat 09 Apr 2021 15:31 WIB

Kelelahan Menunggu Jokowi, Seratusan Pengungsi Dirawat

Sebagian pengungsi di Desa Nelelamadike memaksakan diri menunggu kedatangan Jokowi.

Sejumlah warga menanti kedatangan Presiden Joko Widodo yang akan meninjau lokasi tanah longsor di Desa Nelelamadike, Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (9/4/2021). Meski menanti berjam-jam, masyarakat dari berbagai wilayah di Pulau Adonara antusias datang ke lokasi bencana tersebut karena kunjungan Joko Widodo merupakan kunjungan pertama Presiden Republik Indonesia di pulau itu.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Sejumlah warga menanti kedatangan Presiden Joko Widodo yang akan meninjau lokasi tanah longsor di Desa Nelelamadike, Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (9/4/2021). Meski menanti berjam-jam, masyarakat dari berbagai wilayah di Pulau Adonara antusias datang ke lokasi bencana tersebut karena kunjungan Joko Widodo merupakan kunjungan pertama Presiden Republik Indonesia di pulau itu.

REPUBLIKA.CO.ID, FLORES TIMUR -- Sedikitnya 156 pengungsi bencana alam di kaki Gunung Ile Boleng, Flores Timur (Flotim), menjalani perawatan medis akibat kelelahan saat menanti kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kampung Lamanele, Desa Nelelamadike, Jumat (9/4) siang. Pasien yang dirawat mengalami luka kaki yang sobek, luka bernanah, hingga yang jatuh pingsan.

"Yang banyak ini faktor kelelahan. Siang ini 156 orang kita layani dan ada 15 orang sedang dalam perawatan intensif," kata Wakil Kepala Rumah Sakit Brimob Polri Komisaris Polisi Ari Nando Pratama di Posko Kesehatan Polri Nelelamadike.

Baca Juga

Ari mengatakan, penduduk yang dirawat di tenda posko adalah korban luka bencana longsor di Kampung Lamanele yang memaksakan diri hadir ke lokasi untuk melihat kedatangan Presiden Jokowi. Mereka meninggalkan tenda pengungsian menuju ke lokasi kedatangan Presiden Jokowi yang berjarak sekira 50 meter dari tenda.

Cuaca di sekitar kaki Gunung Ile Boleng pada Jumat siang cukup terik. Cuaca di langit NTT berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKMG) mencapai 32 derajat Celsius.

Ari tidak memungkiri bahwa faktor cuaca turut memengaruhi stamina pengungsi selama berdiri sejak pagi hingga siang menanti kehadiran Presiden. "Faktor cuaca memengaruhi. Ada yang jatuh, luka, dan robek. Kebetulan delapan yang terdata mengalami pingsan. Butuh penanganan penjaitan luka dan sebagainya," katanya.

Baca juga : Jokowi Serukan Penolakan Terhadap Nasionalisme Vaksin Covid

Saat ini, ratusan pengungsi dan warga yang mengalami gangguan kesehatan dirawat di Tenda Kesehatan Polri yang didirikan secara darurat dekat tenda pengungsian. Tenda perawatan darurat berukuran 4x9 meter persegi dilengkapi dengan tempat tidur lipat serta sejumlah stok obat-obatan.

Ada satu dokter dan beberapa perawat yang mengisi tenda tersebut. Selain pengungsi, penduduk dari berbagai desa di sekitar kaki Gunung Ile Boleng juga hadir di lokasi, seperti dari Desa Hadubala, Lamanele, Lowo Pao, Nobo Gaya, Lama Lakka.

"Yang saya tahu, baru hari ini Pak Presiden Joko Widodo menginjakkan kaki di kampung ini. Makanya, saya datang untuk lihat," kata warga Kecamatan Witihama, Flores Timur, Willy Lamabelawa (43).

Presiden Jokowi pada hari ini meninjau langsung sejumlah lokasi terdampak bencana di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dikutip dari siaran resmi Istana, dalam kunjungan kerja ini, Jokowi dijadwalkan mendarat di Bandara Frans Seda, Kabupaten Sikka.

 

 

 

Di Lembata, Presiden mengunjungi warga setempat yang kini tengah berada di lokasi pengungsian di Kantor Kecamatan Ile Ape. Di lokasi tersebut, Kepala Negara menemui para pengungsi dan ingin memastikan bahwa segala kebutuhan warga telah tercukupi.

Presiden juga mendengarkan sejumlah keluhan masyarakat setempat yang nantinya akan ditindaklanjuti selama proses penanganan. "Untuk pengungsian, juga sudah dipastikan untuk logistiknya cukup. Hanya tadi ada dari masyarakat menyampaikan bahwa BBM-nya mahal. Saya terima (masukannya)," katanya.

Terkait penanganan dan pemulihan pascabencana, Presiden Jokowi telah berbicara dengan Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur. Atas persetujuan masyarakat, warga di lokasi terdampak bencana ini nantinya akan direlokasi di mana proses pembangunannya akan segera dilakukan secepat-cepatnya.

Selain itu, Presiden juga telah memerintahkan agar proses pencarian di tengah medan bebatuan yang menyulitkan pengoperasian alat berat untuk tetap dilakukan. Sampai siang hari ini, total korban di Nusa Tenggara Timur ada 163 yang meninggal dan masih dalam pencarian 45 orang.

"Ini yang akan terus kami usahakan agar yang dalam pencarian tadi bisa segera ditemukan. Kalau kita lihat di lapangan memang keadaannya bebatuan, batu yang besar-besar, yang itu sangat menyulitkan alat-alat berat. Tetapi, tadi sudah saya perintahkan untuk terus dicari dan ditemukan yang masih hilang," ujarnya.

 
photo
Sejumlah warga menanti kedatangan Presiden Joko Widodo yang akan meninjau lokasi tanah longsor di Desa Nelelamadike, Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (9/4/2021). Meski menanti berjam-jam, masyarakat dari berbagai wilayah di Pulau Adonara antusias datang ke lokasi bencana tersebut karena kunjungan Joko Widodo merupakan kunjungan pertama Presiden Republik Indonesia di pulau itu. - (Antara/Aditya Pradana Putra)
 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement