REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi, mengatakan gaya kepemimpinan setiap wakil presiden berbeda-beda. Karena itu, ia menilai tidak seharusnya membandingkan cara kerja Wapres Ma'ruf Amin dengan wapres-wapres periode sebelumnya.
"Style (gaya) setiap wakil presiden beda-beda, tak bisa satu dengan yang lainnya sama," ujar Masduki saat bincang dengan media secara virtual, Senin (12/4).
Pernyataan Masduki itu berkaitan dengan hasil survei lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) yang menyatakan kepuasan publik terhadap Wakil Presiden Ma'ruf Amin sangat rendah yakni 36 persen, jauh di bawah kepuasan terhadap Presiden Joko Widodo 56 persen. Masduki mengatakan, selama ini koordinasi Wapres bersama Presiden Jokowi, maupun langkahnya dalam menindaklanjuti instruksi presiden selalu dilakukan. Hanya kata Masduki, tidak untuk diketahui publik.
"Yang kedapatan Bapak Wakil Presiden melakukan langkah dan koordinasi yang dilakukan selama ini ketika diperintahkan oleh Presiden, memang tak banyak kemudian diomongkan ke khalayak ramai," kata Masduki.
Kendati demikian, Wapres tetap bekerja secara maksimal sesuai tugas dan fungsinya membantu presiden. Wapres juga kata Masduki, bekerja demi kepentingan masyarakat bukan untuk dinilai baik.
Selama ini, kata Masduki, Wapres juga melakukan berbagai kunjungan ke daerah menemui masyarakat, berbagi tugas dengan Presiden. "Artinya, yang kita ingin gambarkan, Wakil Presiden selalu maksimal membantu Presiden," ungkap Masduki.
Masduki juga menilai sudah sepatutnya kepuasan publik terhadap Wapres di bawah Presiden. Masduki mengatakan, dalam fungsinya membantu Presiden, Wapres bekerja sesuai porsinya. Karena itu, ia tidak begitu mempersoalkan survei yang menyatakan kepuasan publik kepada Wapres Ma'ruf hanya 36 persen.
"Saya kira kalau surveinya Wapres di atas Pak Jokowi malah bingung kita, jadi kalau Wapres di bawah Presiden, biasa, namanya ban serep di mana-mana kadang dipakai kadang tidak dipakai," kata Masduki.
"Jadi jangan terlalu serius dengan survei-survei yang memang diagendakan dengan agenda tertentu, untuk pencitraan tertentu oleh penyelenggaranya, dan apabila Wapres posisinya seperti itu saya kira wajar," ungkapnya lagi.