REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Houthi mengklaim telah menembakkan 17 drone dan dua rudal balistik ke fasilitas milik perusahaan minyak pemerintah Arab Saudi, Saudi Aramco di Jubail dan Jeddah. Juru bicara militer Houthi Yahya Sarea mengatakan, serangan itu termasuk 10 drone Samad-3 yang ditembakkan ke kilang di kota Jeddah dan Jubail.
Kilang minyak Saudi Aramco di Jeddah telah dinonaktifkan pada 2017. Namun Aramco memiliki pabrik distribusi produk minyak di Jeddah yang sebelumnya ditargetkan oleh Houthi.
Sarea mengatakan pada Senin (12/4), mereka juga menargetkan situs-situs militer di kota-kota selatan Saudi, yaitu Khamis Mushait dan Jazan. Koalisi pimpinan Saudi mengatakan pada Ahad (11/4) malam bahwa mereka telah mencegat dan menghancurkan enam drone bersenjata milik Houthi. Koalisi pimpinan Saudi ikut berperang setelah Houthi menggulingkan pemerintah yang diakui secara internasional dari ibu kota Yaman, Sanaa.
Houthi yang menguasai sebagian besar Yaman utara, terus melakukan serangan lintas perbatasan ke Arab Saudi dan serangan darat di wilayah Marib, Yaman. Serangan itu terjadi pada saat Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mendorong perjanjian gencatan senjata.
Riyadh dan pemerintah Yaman menyambut baik dorongan gencatan senjata. Namun, Houthi menginginkan pencabutan penuh blokade laut dan udara terlebih dahulu.