Selasa 13 Apr 2021 17:30 WIB

Ini Alasan DKI Izinkan Operasional Restoran Sampai 22.30 WIB

Masyarakat menikmati santapan makan malam selepas menjalankan Sholat Tarawih.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria
Foto: Republika/Flori Sidebang
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan alasan pemerintah provinsi melonggarkan aturan pembatasan kegiatan pada Ramadhan 1442 Hijriyah demi bisa memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membolehkan rumah makan atau restoran beroperasi sampai pukul 22.30 WIB.

Riza mengatakan alasannya adalah dalam bulan puasa, banyak masyarakat menikmati santapan makan malam selepas menjalankan Tarawih. "Kami kan memberikan kesempatan orang makan sebanyak mungkin waktunya. Apalagi kita kan Tarawih. Banyak warga itu buka cuma minum teh, kolak, atau kurma. Makannya malam setelah Tarawih," kata Riza Balai Kota Jakarta, Selasa (13/4).

Baca Juga

Kebijakan itu keluar dengan pertimbangan kasus positif Covid-19 serta persentase kasus positif (positivity rate) di Ibu Kota yang trennya menurun. Kendati demikian, demi keamanan bersama, Riza tetap menyarankan masyarakat memesan makanan di restoran dan menyantapnya di rumah masing-masing.

"Kecuali ada kegiatan ke restoran atau menambah menunya beli ke restoran, kan, boleh. Makanya dibuka sampai jam 22.30 WIB. Kemudian nanti jam 02.00 dibuka lagi sampai jam 04.30 WIB," kata Riza.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan, jam operasional restoran dan sejenisnya untuk makan di tempat diperpanjang hingga pukul 22.30 WIB. Restoran dapat dibuka kembali pukul 02.00-04.30 WIB untuk melayani warga yang ingin sahur. Kebijakan ini hanya berlaku untuk warung makan, rumah makan, kafe, restoran, pedagang kaki lima (PKL) atau lapak jajanan pada lokasi binaan dan lokasi sementara.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement