Rabu 14 Apr 2021 17:03 WIB

Wisma Atlet Antisipasi Melonjaknya Jumlah PMI yang Pulang

Saat ini saja, pihaknya sudah menerima sekitar 1.800-2.000 PMI

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah tenaga kesehatan memainkan angklung di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (23/3). Acara tersebut dilakukan dalam rangka peringatan satu tahun beroperasinya RSDC Wisma Atlet Kemayoran dan mengenang tenaga kesehatan yang sudah gugur selama masa pandemi Covid-19. Republika/Putra M. Abar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah tenaga kesehatan memainkan angklung di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (23/3). Acara tersebut dilakukan dalam rangka peringatan satu tahun beroperasinya RSDC Wisma Atlet Kemayoran dan mengenang tenaga kesehatan yang sudah gugur selama masa pandemi Covid-19. Republika/Putra M. Abar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Komando Tugas Gabungan Repatriasi dan Penangan Rumah Sakit Lapangan Wisma Atlet Pademangan, Brigjen TNI M Saleh Mustafa, mengatakan, pihaknya akan mengantisipasi peningkatan jumlah pekerja migran Indonesia (PMI) yang kembali ke Indonesia pada ramadan ini. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, terjadi peningkatan kedatangan PMI menjelang lebaran.

"Kalau mudik dalam negeri kan sudah dianjurkan pemerintah, diimbau untuk dilarang, tidak dianjurkan mudik. Tapi kalau dari luar negeri kan tidak mungkin, pasti akan ada peningkatan seperti tahun kemarin, akan ada kedatangan yang makin meningkat," ujar Saleh di Wisma Atlet Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (14/4).

Untuk saat ini saja, kata Saleh, pihaknya sudah menerima sekitar 1.800-2.000 kedatangan PMI dari luar yang harus melakukan isolasi mandiri sesampainya di Indonesia. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga menjelang hari raya Idul Fitri. Karena itu pihaknya akan melakukan langkah antisipasi terjadinya penambahan jumlah repatriasi itu

"Mungkin jelang lebaran akan semakin meningmat seperti tahun kemarin sampe 4.000-6.000 per hari. Ini yang kita antisipasi," kata dia.

Saleh menjelaskan, antisipasi yang pihaknya sudah lakukan di antaranya menyiapkan satu tower cadangan bagi para repatriat di Tower I Wisma Atley Kemayoran, Jakarta Pusat. Jika sudah tidak mencukupi, maka akan digunakan fasilitas-fasilitas hotel yang sudah ditentukan oleh satuan tugas."Nanti apabila ada emergency langkah yang terkahir kita akan menggunakan fasilitas-fasilitas hotel yang sudah ditentukan Satgas," kata dia.

Saleh hari ini melakukan pengecekan kesiapan Wisma Atlet Pademangan sebagai tempat karantina atau isolasi bagi para repatriat yang datang dari luar negeri. Berdasarkan pengecekan yang dilakukan, keterpakaian hunian di sana sudah mencapai angka 90 persen. Namun, masih ada puluhan hotel yang dapat digunakan oleh para repatriat."Ada 20 hotel isolasi, dan 40 hotel yang direct booking langsung dari luar negeri (yang akan digunakan oleh para PMI yang kembali ke Indonesia)," jelas dia.

Saleh juga menyampaikan perihal fasilitas yang terdapat di Wisma Atlet Pademangan. Di sana disediakan lift dan juga fasilitas internet. Kedua hal itu ia sebut memang penting untuk disediakan di sana karena yang melakukan isolasi mandiri di sana gidak boleh keluar ruangan mereka untuk menghindari kerumunan."Tempat karantina ini berbeda, mereka tidak boleh keluar dari ruangan, kita hindari kerumunan sehingga fasilitas lift untuk mobilisasi dari para repatriasi dan logistik ini bisa berlangsung dengan baik tanpa langgar protokol kesehatan," kata dia

Dia juga melakukan pengecekan operasional di bidang kesehatan. Berdasarkan pengecekan yang dilakukan, tim kesehatan sudah bekerja dengan baik. Sistem yang ada pun sudah baik dari mulai pengambilan swab PCR terhadap para repatriat hingga mereka keluar dari sana.

"Operasiaonal di bidang kesehatan saya cek juga alhamdulillah kita dari tim kesehatan yang melakukan, baik itu dari mulai pengambilan PCR sampe dengan clearence, sistemnya sudah bagus," kata dia.

Saleh berharap, semua WNI yang datang dari luar negeri untuk dapat mematuhi semua prosedur yang telah diberlakukan oleh satgas kesehatan. Hal tersebut sangat penting untuk dilakukan karena merupakan langkah strategis dalam mencegah masuknya virus-virus terbaru dari luar negeri.

"Sangat penting bagi saudara-saudara kita yang datang dari luar negeri untuk mematuhinya karena inilah langkah strategis yang penting bagi kita untuk mencegah masuknya virus-virus terbaru dari luar negeri," kata dia.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement