Rabu 14 Apr 2021 19:11 WIB

Kisah Abdullah bin Khudhafah Menolak Tawaran Raja Romawi

Abdullah dijanjikan akan dibebaskan namun dengan syarat, ia harus meninggalkan Islam.

Penjara  (Ilustrasi)
Foto: deeinform.blogspot.com
Penjara (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, Abdullah bin Khudhafah As-Shamy terlibat peperangan dengan tentara Acmawy. Dalam peperangan itu, Abdullah tertangkap dan dipenjara.

Oleh Kaisar Acmawy, Abdullah dijanjikan akan dibebaskan namun dengan syarat, ia harus meninggalkan Islam. Bahkan sang kaisar berjanji akan memberikan separuh kerajaannya apabila Abdullah meninggalkan Islam. 

Baca Juga

"Maukah kami masuk Nasrani?kalau kamu mau, akan aku berikan separuh kerajaan ku kepada mu,"kata Kaisar.

Abdullah menolak tawaran itu. Ia sama sekali tidak tertarik dengan tawaran tersebut. Ändai kata kamu berikan kepadaku seluruh kerajaanmu dan harta yang dimiliki bangsa Arab, niscaya aku tidak akan pernah berpaling dari agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW,"tegas Abdullah.

Mendengar jawaban itu, Kaisar Acmawy mengancam akan membunuhnya. Sebelum itu, dipanahlah bagian tangan dan kaki Abdullah. Ditarihnya sahabat Nabi itu ke sebuah tiang salib. Kaisar pun terus merayu Abdullah agar meninggalkan Islam. "Buatlah sekehendak hatimua,"kata Abdullah.

Tak puas dengan jawaban Abdullah. Kaisar membawa dua tawanan Muslim ke hadapannya. Disiapkanlah bejana besar berisi air panas. Satu tawanan dilempar oleh sang kaisar ke benjana tersebut. Tawanan tersebut tewas. Kembali sang kaisar merayu Abdullah agar meninggalkan Islam.

Tawanan berikutnya kembali di lempar ke bejana tersebut. Abdullah pun menangis. Sang Kaisar senang, artinya Abdullah akhirnya mau meninggalkan Islam. Dugaan itu keliru. Abdullah malah semakin mantap dengan akidah yang dipilihanya. Justru ia merasa menyesal, belum juga dilempar ke bejana seperti dua saudaranya tadi.

Äku menangis karena dua tawanan tadi meninggal di jalan Allah. Sementara, aku yang ingin kau lempar ke benjana itu belum juga dilakukan,"kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement