REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada Rabu (14/4), negaranya berkomitmen untuk solusi damai dari krisis Ukraina.
Berbicara melalui telepon dengan Anne Linde, Ketua Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama (OSCE) dan Menteri Luar Negeri Swedia, Lavrov menekankan, semua pihak harus fokus pada penerapan Perjanjian Minsk.
Perjanjian Minsk ditandatangani pada 2014 dan 2015 untuk menghentikan konflik yang sedang berlangsung antara separatis pro-Rusia dan pemerintahan Kiev Lavrov menyuarakan keprihatinan atas eskalasi yang disebabkan oleh pengalihan personel dan senjata Kiev ke jalur kontak.
Dia berharap, Ketua OSCE Swedia akan melakukan upaya yang diperlukan untuk memastikan Kiev benar-benar memenuhi kewajibannya untuk menyelesaikan konflik.
Dia juga mendesak Misi Pemantauan Khusus OSCE ke Ukraina meningkatkan upaya pemantauan yang tidak bias terhadap situasi dan lebih memperhatikan fakta kematian warga sipil dan penghancuran infrastruktur sipil. Konflik di tenggara Ukraina telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Kiev dan separatis saling menuduh masing-masing pihak melanggar gencatan senjata.
Ukraina juga menuduh Rusia mengirim pasukan ke perbatasan, sementara Moskow mengatakan tindakannya sebagai tanggapan atas tindakan provokatif Kiev.