REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Dokter dari pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, Yaroslav Ashikhmin, mengatakan kesehatan pasiennya memburuk dengan cepat dan mungkin diambang kematian, Sabtu (17/4). Kritikus Kremlin berusia 44 tahun ini telah melakukan aksi mogok makan pada minggu ketiga.
Dokter Ashikhmin mengatakan hasil tes yang diterima dari keluarga Navalny menunjukkan peningkatan tajam kalium. Kondisi ini dapat menyebabkan serangan jantung dan peningkatan kadar kreatinin yang mengindikasikan gangguan ginjal.
“Pasien kami bisa meninggal kapan saja,” kata dokter itu di Facebook.
Kepala serikat Aliansi Dokter yang didukung Navalny, Anastasia Vasilyeva, mengatakan di Twitter bahwa tindakan harus segera diambil. Dokter pribadinya tidak diizinkan untuk menjenguknya di penjara.
Kondisi itu membuat Navalny melakukan mogok makan untuk memprotes penolakan untuk mengizinkan mereka berkunjung ketika dia mulai mengalami sakit punggung yang parah dan kehilangan rasa di kakinya. Layanan penjara negara bagian Rusia mengatakan bahwa Navalny menerima semua bantuan medis yang dia butuhkan.
Navalny ditangkap pada 17 Januari ketika kembali ke Rusia dari Jerman. Dia menghabiskan lima bulan untuk memulihkan diri dari keracunan zat saraf Soviet yang dia tuduh merupakan ulah Kremlin. Pejabat Rusia membantah terlibat dan bahkan mempertanyakan kebenaran Navalny diracun yang sudah dikonfirmasi oleh beberapa laboratorium Eropa.
Lawan politik Presiden Rusia Vladimir Putin ini diperintahkan untuk menjalani hukuman dua setengah tahun penjara. Keputusan ini dengan alasan bahwa pemulihannya yang lama di Jerman melanggar hukuman percobaan yang telah dijatuhkan atas tuduhan penipuan dalam kasus yang menurut Navalny bermotif politik.