REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Australia dan Selandia Baru mulai menerapkan konsep travel bubble antara kedua negara pada Senin (19/4). Itu adalah perjalanan bebas karantina pertama dalam hampir 1,5 tahun.
"Pencapaian hari ini adalah sama-sama menguntungkan bagi warga Australia dan Selandia Baru, meningkatkan ekonomi kami sekaligus menjaga keamanan orang-orang kami," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pun menyambut dimulainya travel bubble dengan Australia. “(Travel) bubble ini menandai langkah signifikan dalam hubungan kembali kedua negara dengan dunia dan ini adalah salah satu hal yang harus kita banggakan,” ucapnya.
Ide travel bubble antara Australia dan Selandia Baru telah dibicarakan selama berbulan-bulan. Namun penerapannya mengalami kemunduran karena masih adanya klaster-klaster kecil Covid-19 di kedua negara.
Pada Senin pagi, para wisatawan asal Australia telah mengantre di bandara Sydney dan Melbourne. Mereka dibekap sukacita karena akhirnya dapat melakukan perjalanan ke Selandia Baru setelah lebih dari setahun. Tak sedikit dari mereka yang ingin mengunjungi keluarga dan teman.
Danny Mather adalah salah satu yang merasakan momen sukacita. Untuk pertama kalinya dalam 15 bulan, dia dapat melihat putrinya Kristy dan cucunya. Kristy terbang dari Sydney ke Bandara Wellington. Saat melihatnya, Danny hanya bisa memeluknya. “Senang sekali melihatnya dan saya sangat senang dia kembali,” ujarnya.
Kristy pun merasakan keharuan dan sukacita saat bertemu kembali dengan ayahnya. “Saya berharap ini terjadi lebih awal. Tapi ini terjadi sekarang,” ucapnya.
Menyambut momen bahagia itu, pengelola Bandara Wellington pun melakukan sedikit dekorasi. Mereka melukis tanda selamat datang yang sangat besar di landasan pacu utamanya.
Chief Operating Officer Air New Zealand Carrie Hurihanganui mengungkapkan, sebelum travel bubble diterapkan, maskapainya hanya melayani dua atau tiga penerbangan sehari dari dan atau ke Australia. Namun pada Senin, mereka melayani 30 penerbangan dengan membawa 5.200 penumpang.
Hurihanganui mengatakan, ini menandai titik balik dan memantik kembali semangat. “Anda bisa merasakannya di bandara dan melihatnya di wajah orang-orang,” ujarnya.
Australia sebelumnya sebenarnya telah mengizinkan warga Selandia Baru untuk masuk ke wilayahnya tanpa perlu menjalani karantina. Namun Selandia Baru memutuskan mengambil pendekatan lebih hati-hati. Ia mengharuskan pelancong dari Australia melakukan karantina hingga tuntas saat tiba di wilayahnya.
Sejauh ini Australia telah melaporkan 29.543 kasus Covid-19 dengan 910 kematian. Sementara Selandia Baru 2.596 kasus dengan korban meninggal sebanyak 26 jiwa.