Jumat 23 Apr 2021 09:42 WIB

Ahli: Larangan Mudik Cegah Lonjakan Kasus Covid-19

Lebaran dapat dimanfaatkan untuk saling bersilaturahim secara virtual.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Penumpang yang ingin mudik atau pulang kampung menunggu kereta di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Ahad (18/4/2021).
Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA
Penumpang yang ingin mudik atau pulang kampung menunggu kereta di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Ahad (18/4/2021).

REPUBLIKA.CO. PURWOKERTO -- Ahli epidemiologi lapangan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Yudhi Wibowo mengatakan, larangan mudik Idul Fitri 2021 merupakan kebijakan strategis untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19.

"Kebijakan larangan mudik sangat strategis untuk mengurangi mobilitas penduduk. Tujuannya sangat baik, semata-mata untuk mencegah lonjakan kasus dan kematian karena Covid-19," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (23/4).

Dia mengingatkan, kendati ada larangan mudik, namun ibadah Ramadhan tetap dapat dilaksanakan dengan khusyuk. "Hari Raya Idul Fitri juga masih bisa diisi dengan silaturahmi secara virtual, apalagi saat ini sudah banyak teknologi yang mempermudah masyarakat untuk saling bersilaturahmi melalui virtual," kata Yudhi.

Dengan demikian, tambah dia, momentum Lebaran dapat tetap dimanfaatkan untuk saling bersilaturahim, meskipun secara virtual. "Inilah salah satu cara kita semua beradaptasi dengan kondisi pandemi, silaturahimsecara virtual saya rasa tidak akan mengurangi kekhidmatan Ramadhan dan merayakan Idul Fitri," kata Yudhi.

Untuk itu, Yudhi meminta masyarakat, khususnya yang berada di perantauan, untuk tidak mudik guna mencegah penyebaran Covid-19. "Taati peraturan pemerintah terkait larangan mudik," katanya.

Yudhi juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dalam menjalani berbagai aktivitas sehari-hari. "Karena pandemi belum berakhir maka masyarakat masih tetap harus menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, jangan sampai kendur," kata Yudhi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement