Ahad 25 Apr 2021 05:45 WIB

Sungai Nil dan Eufrat dari Surga? Ini Kata Syekh Ali Jumah 

Sejumlah hadits menyebutkan Nil dan Eufrat berasal dari surga

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah hadits menyebutkan Nil dan Eufrat berasal dari surga . Sungai Nil, salah satu landmark Mesir
Foto: Daniel Wewengkang/Republika
Sejumlah hadits menyebutkan Nil dan Eufrat berasal dari surga . Sungai Nil, salah satu landmark Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Kita sering mendengar dalam kisah Isra Miraj bahwa Sungai Nil dan Eufrat itu berasal dari Sidratul Muntaha. Apakah itu benar?

Pertanyaan inilah yang diajukan kepada Dr Ali Jumah atau Syekh Ali Jumah Muhammad Abdul Wahab dalam sebuah musyawarah ulama tentang sejumlah hadits berkaitan dengan Isra dan Miraj.

Syekh Ali Jumah adalah mantan mufti Mesir dan anggota Majelis Ulama Mesir. Berikut penjelasan Syekh Ali Jumah seperti dilansir Masrawy pada Sabtu (24/4). 

وأتوا به متشابها "Dan Mereka telah diberi yang serupa."  

Syekh Jumah menjawab, dia menegaskan bahwa di dalam surga manusia akan menyadari bahwa terdapat sungai yang menyerupai Nil atau Eufrat. Bentuknya sama dan segala sesuatunya sama akan tetapi pada akhirnya akan keluar dari Sidratul Muntaha. 

Tetapi itu bukan Sungai Nil yang mengalir  dan bukan pula Eufrat yang surut dengan emas. Syekh Jumah menegaskan yang dimaksud yaitu dalam surga ada yang seperti itu, jika seseorang ingin membayangkan apa-apa di dalam surga, maka lihatlah ke apa-apa yang semisal di dunia. Dan ini juga semakna dengan ucapan bahwa surga itu di bawah telapak kaki ibu. Artinya jika ingin melihat surga, berbudi baiklah kepada ibumu, kamu akan melihat surga di dunia ini.  

Syekh Jumah menambahkan bahwa ini serupa dengan pemikian bahwa akan ada buah-buahan yang sama (seperti di dunia) di surga, tetapi bentuk dan rasanya akan berbeda. Maka surga, di dalamnya terdapat mangga dan terdapat sari tebu. 

Tetapi kata Syekh Jumah ketika seseorang mencicipinya di surga dia mendapati rasa yang tak tertandingi dengan buah yang ada di dunia. 

Orang-orang Yahudi bertanya pada Rasulullah tentang makanan pertama ahli surga, maka berkata Rasul pada mereka, bahwa yang dimakan pertama oleh ahli surga adalah hati ikan. 

Syekh Jumah meriwayatkan bahwa orang-orang Yahudi bertanya kepada Rasul tentang makanan pertama orang-orang surga, dan dia mengatakan kepada mereka bahwa itu lebih dari sekadar hati ikan paus. Kehidupan dunia itu bagian tidak terpisahkan dari kehidupan akhirat.

وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ “Dan sesungguhnya akhirat itulah sebenarnya kehidupan, jika mereka mengetahui..” (QS Al Ankabut 64)

Syekh Jumah mengatakan jika seseorang menyadari hal itu, dia tidak akan merasa menderita, sakit, terkena musibah dan dia tidak akan marah pada siapa pun. Dan dia akan ridha pada Allah sampai Allah ridha dengannya. 

 

Sumber: masrawy 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement