REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud merancang program Mobilitas Internasional Mahasiswa Indonesia (Indonesian International Student Mobility Awards).
Program ini memungkinkan mahasiswa program sarjana semester empat sampai tujuh di perguruan tinggi di lingkungan Ditjen Dikti Kemendikbud yang memenuhi syarat untuk bisa belajar selama satu semester di perguruan tinggi terkemuka di luar negeri.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam menyampaikan, melalui program ini mahasiswa juga mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan mahasiswa internasional, pengajar dan masyarakat setempat di perguruan tinggi luar negeri selain mengikuti berbagai kegiatan budaya di perguruan tinggi masing-masing.
“Saya berharap program ini dapat memperkuat perguruan tinggi di Indonesia dalam mengembangkan kerja sama akademik dengan perguruan tinggi terkemuka di dunia,” kata Nizam, Senin (3/5).
Ketua Subpokja Mobilitas Internasional Mahasiswa Indonesia (Indonesian International Student Mobility Awards), Junaidi menjelaskan, dengan program ini mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengambil mata kuliah yang mereka minati di luar program studi di perguruan tinggi terkemuka di luar negeri sebanyak maksimal 20 SKS.
“Kredit dan mata kuliah ini selanjutnya akan diakui di perguruan tinggi asal sebagai bagian dari kurikulum mahasiswa tersebut,” kata Junaidi.
Beasiswa mobilitas internasional ini membiayai uang kuliah di perguruan tinggi luar negeri selama satu semester, tiket pesawat kelas ekonomi pulang pergi, akomodasi, biaya hidup bulanan, uang buku, asuransi kesehatan, dan biaya tes PCR.
Selaras dengan Junaidi, Ketua Pokja Kampus Merdeka M. Setiawan menambahkan, program Mobilitas Internasional Mahasiswa Indonesia ini sendiri bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa Indonesia untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan, bertukar gagasan dan budaya, serta membangun jejaring dengan teman kuliah, akademisi, dan masyarakat internasional di perguruan tinggi di luar negeri.
Sebanyak 1.000 penerima beasiswa direncanakan mulai belajar di perguruan tinggi di luar negeri yang telah bekerja sama dengan Ditjen Dikti pada bulan September hingga Desember 2021. Bagi mahasiswa semester 4 sampai 7 di perguruan tinggi di bawah Ditjen Dikti yang berminat dapat mulai menyiapkan diri dan tes bahasa Inggris yang diakui internasional seperti TOEFL, IBT, dan IELTS serta berkonsultasi dengan Kantor Urusan Internasional atau unit sejenis di perguruan tinggi masing-masing. Sistem aplikasi online direncanakan beroperasi pada bulan Mei.