Rabu 05 May 2021 12:14 WIB

Rekor, Sehari 3.780 Orang Meninggal karena Covid-19 di India

Jumlah kasus harian Covid di India bertambah 382.315 pasien.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang anggota keluarga, mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), melakukan upacara terakhir untuk korban COVID-19 di tempat kremasi di New Delhi, India,  Kamis (29/4). Delhi melaporkan 25.986 kasus baru, 368 kematian dalam 24 jam terakhir dan terus berlanjut. berjuang dengan suplai oksigen.
Foto: EPA-EFE/IDREES MOHAMMED
Seorang anggota keluarga, mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), melakukan upacara terakhir untuk korban COVID-19 di tempat kremasi di New Delhi, India, Kamis (29/4). Delhi melaporkan 25.986 kasus baru, 368 kematian dalam 24 jam terakhir dan terus berlanjut. berjuang dengan suplai oksigen.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Kematian akibat Covid-19 di India kembali mengalami rekor kenaikan dalam kurun waktu 24 jam, Rabu (5/5). Kementerian Kesehatan India mencatat 3.780 orang meninggal dunia dalam sehari setelah negara tersebut melewati 20 juta kasus infeksi. Sementara itu, jumlah infeksi harian Covid-19 bertambah 382.315 kasus, Rabu.

Sistem kesehatan India mulai tergopoh-gopoh menopang lonjakan kasus baru Covid-19. Stok oksigen medis untuk menangani pasien benar-benar terkuras. Sejumlah negara telah menyalurkan bantuan medis terkait agar India mampu bertahan.

Baca Juga

Rumah sakit India dipenuhi dengan pasien virus Corona, kerabat orang yang sakit bergegas mencari pasokan oksigen. Sementara itu krematorium hampir mencapai kapasitas penuh untuk menangani jenazah.

Namun terlepas dari tanda-tanda jelas dari krisis kesehatan yang luar biasa, Perdana Menteri Narendra Modi terus maju dalam kesempatan aksi  kampanyenya. "Saya belum pernah melihat kerumunan sebanyak ini sebelumnya!" dia berteriak kepada para pendukungnya di negara bagian Benggala Barat pada 17 April, sebelum pemilihan lokal utama. "Di manapun saya bisa melihat, saya hanya bisa melihat orang. Saya tidak bisa melihat yang lain."

Ketika gelombang mematikan lain dari infeksi Covid-19 membanjiri India, pemerintah Modi menolak untuk membatalkan festival Hindu raksasa. Pertandingan kriket, dihadiri oleh puluhan ribu, juga dilanjutkan.

Lonjakan bencana telah merusak citra politik Modi setelah dia mendapat pujian tahun lalu karena bergerak cepat untuk mengunci hampir 1,4 miliar orang India. Sekarang, dia disebut "penyebar super" oleh wakil presiden Asosiasi Medis India, Dr. Navjot Dahiya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement