Selasa 11 May 2021 18:17 WIB

Prioritaskan Pengendalian Pandemi Ketimbang Ekonomi

Virus Covid-19 bermutasi dengan cepat dan tak bisa dianggap remeh.

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada penyandang tuna daksa di Rumah Bisabillitas, Denpasar, Bali, Ahad (9/5). Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mendorong agar pemerintah Indonesia lebih memrioritaskan pengendalian Covid-19 ketimbang segi ekonomi.
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada penyandang tuna daksa di Rumah Bisabillitas, Denpasar, Bali, Ahad (9/5). Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mendorong agar pemerintah Indonesia lebih memrioritaskan pengendalian Covid-19 ketimbang segi ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mendorong agar pemerintah Indonesia lebih memrioritaskan pengendalian Covid-19 ketimbang segi ekonomi. Hal ini bertujuan untuk mengakhiri pandemi yang telah berjalan lebih dari setahun.

"Jadi memang kita harus mengantisipasi virusnya yang berubah terus. Karena virusnya berubah terus, kita harus bekerja lebih keras lebih konsisten lebih fokus untuk pengendalian pandemi, lupakan ekonomi," katanya saat dihubungi Antara, di Jakarta, Selasa (11/5).

Saat ini Indonesia dan dunia menghadapi virus yang luar biasa hebat, yang bermutasi dengan cepat, sehingga tidak boleh dianggap remeh. "Banyak orang tidak mengerti bahwa kita berhadapan dengan virus yang luar biasa hebat, yang bermutasinya cepat, jadi jangan menganggap remeh. Kalau menganggap remeh, siap-siap saja dihantam virus," katanya.

Oleh karena itu, Pandu mengatakan upaya pengendalian pandemi Covid-19 saat ini harus makin ditingkatkan dan diprioritaskan jika ingin bisa menang dari pandemi Covid-19. Mau tidak mau, pengendalian pandemi harus lebih diutamakan dari pemulihan ekonomi.

"Kalau masih mendua ya pasti kalah. Sekarang kita fokusnyadan prioritasnya seharusnya penanganan pandemi," katanya.

Dia menambahkan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 bermutasi dengan sangat cepat, dan mutasi virus tidak bisa dicegah. Bahkan kemunculan varian-varian baru makin meningkatkan potensi penularan Covid-19. Oleh karena itu, kata dia, semua orang harus memahami kondisi dan ancaman tersebut, sehingga benar-benar bisa bekerja sama melakukan dan menyukseskan upaya pengendalian Covid-19.

"Dengan varian baru, lebih mudah menular. Kalau dulu satu orang menularkan ke satu orang. Sekarang mungkin satu orang menularkan ke empat orang. Kalau begitu lebih banyak yang terinfeksi," ujar Pandu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement