Selasa 11 May 2021 23:30 WIB

Muhammadiyah Ajak Rayakan Idul Fitri dengan Jaga Prokes

Idul Fitri era pandemi Covid-19 seyogianya dirayakan dalam kehati-hatian

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad, menyatakan Idul Fitri era pandemi Covid-19 seyogianya dirayakan dalam kehati-hatian
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad, menyatakan Idul Fitri era pandemi Covid-19 seyogianya dirayakan dalam kehati-hatian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad mengatakan, Idul Fitri adalah momen untuk merayakan kemenangan setelah sebulan berpuasa dan menahan hawa nafsu. Saat hari kemenangan datang, umat Muslim sudah sepatutnya berbahagia, dan menyambut hari yang fitri ini dengan suka cita, kata dia.  

“Kaum Muslimin berhak bergembira setelah melewati cobaan yang berat selama puasa, tetapi karena mesih dalam suasana pandemi Covid-19 yang masih mengkhawatirkan, hendaknya kegembiraan itu terukur dan tetap waspada agar tidak menjadi penyebab terjadinya lonjakan wabah,” ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (11/5). 

Baca Juga

Guru besar sosiologi agama Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung ini juga mengimbau masyarakat untuk menaati segala kebijakan pemerintah untuk menekan resiko penularan Covid-19. 

“Mari saling menahan diri untuk kemaslahatan bersama, dengan tidak mudik, tidak berkerumun, mengikuti protokol kesehatan dan rayakan hari kemenangan bersama keluarga anggota keluarga di rumah saja,” ujarnya. 

Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia itu menjelaskan, pada hakikatnya, menurut petunjuk Rasulullah SAW, idul fitri adalah melaksanakan sholat Id, mendengar khutbah, membayar zakat fitrah dan silaturahim. 

“Maka silakan memaksimalkan petunjuk rasul tersebut dengan berhati-hati, dengan cara rayakan dengan anggota keluarga di rumah saja. Hubungi kerabat bersilaturahmi dengan memakai alat komunikasi, baik audio  ataupun visual. Saling memberi hadiah diantara anggota keluarga dan saling maaf-memaafkan,” sarannya. 

Prof Dadang juga mengajak masyarakat untuk menggelorakan semangat berbagi kepada sesama dan tidak berlebihan saat berbelanja menjelang lebaran. 

“Berbelanja untuk keperluan lebaran memang merupakan tradisi masyarakat Islam di Tanah Air, tetapi karena lebaran kali ini kita masih dilanda wabah, maka belanja lebaran sebaiknya tetap menjaga protokol kesehatan dan belilah sesuatu sesuai dengan kebutuhan, jangan berlebihan,” ujarnya. .

Kondisi yang masih serba terbatas, kata dia, juga membuat perayaan hari raya kali ini tidak seleluasa tahun-tahun sebelum Covid-19. Maka jika memiliki rezeki yang lebih, dibanding berbelanja, akan lebih baik juga digunakan untuk memperbanyak sedekah atau menolong orang yang kesulitan atay terdampak pandemi. 

“Lebaran sekarang kaum muslimin masih terbatas beraktivitas dan tidak bisa ke mana mana, untuk itu kenapa kita harus membeli baju baru dan barang barang baru, padahal banyak tetangga dekat maupun jauh, saudara, kerabat, yang kekurangan. Alangkah bijak dan baiknya jika kita mengutamakan pemberian pertolongan kepada mereka sebagai realisasi dari ibadah puasa sebulan kita,” ujarnya. 

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan Ramadhan sebagai momen berbagi kebaikan adalah dengan menunaikan zakat mal sebagai kewajiban, jika sudah mencapai nisab atau batas wajib membayar zakat. Selain itu tunaikan zakat fitrah yang dianjurkan pada akhir Ramadhan. 

“Perbanyak pula sedekah yang merupakan keutamaan Ramadhan. Terakhir, santuni anak panti asuhan dan panti jompo terdekat dengan rumah kita,” sarannya.  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement