REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Reisa Brotoasmoro menyarankan mereka yang punya penyakit bawaan khususnya kelompok lanjut usia (lansia) berkonsultasi dengan dokter sebelum menerima vaksinasi COVID-19. Dengan demikian, dokter dapat memberikan tips bagi lansia mengendalikan komorbidnya saat hendak divaksin.
"Dokter akan memberikan tips khusus bagaimana tetap mengendalikan penyakit penyertanya sehingga dapat lolos screening pemeriksaan kesehatan sebelum divaksinasi," tuturnya, belum lama ini.
Reisa menyarankan agar lansia yang memiliki penyakit bawaan tetap mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter pascavaksinasi. Dengan begitu, mereka yang punya komorbid sekalipun tetap dapat divaksin.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah umumnya menyarankan beberapa rekomendasi bagi pasien jantung yang akan divaksinasi. Umumnya, suntik vaksin COVID-19 boleh dilakukan kepada penderita penyakit gagal jantung kronik yang dalam keadaan stabil atau tanpa gejala dalam 3 bulan terakhir.
Selain itu juga boleh melakukan suntik vaksin COVID-19 untuk penderita jantung koroner, post-procedure PC1/ CABG tanpa gejala dalam 3 bulan terakhir. Juga boleh melakukan suntik vaksin COVID-19 untuk penderita penyakit hipertensi, tanpa gejala, dan tekanan darah terkontrol kurang dari 180/100 mmhg.
Adapun bagi sementara waktu untuk penderita jantung yang masih bergejala seperti sesak napas, dan nyeri dada atau keterbatasan beraktifitas dikarenakan mudah lelah, kaki bengkak dan lainnya dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, dokter menyarankan belum atau tidak diberikan vaksin COVID-19 dahulu. Sampai tersedia data keamanan uji klinis.