Jumat 14 May 2021 16:50 WIB

Harry Ungkap Ingin Keluar dari Kerajaan Sejak Usia 20 Tahun

Harry juga bersyukur karena Meghan sangat mendukungnya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Dari kiri, Pangeran William, Peter Phillips dan Pangeran Harry berjalan dalam prosesi di belakang peti mati Pangeran Philip, saat pemakaman Pangeran Philip Inggris di dalam Kastil Windsor di Windsor, Inggris, Sabtu, 17 April 2021.
Foto: AP/Chris Jackson/Pool Getty
Dari kiri, Pangeran William, Peter Phillips dan Pangeran Harry berjalan dalam prosesi di belakang peti mati Pangeran Philip, saat pemakaman Pangeran Philip Inggris di dalam Kastil Windsor di Windsor, Inggris, Sabtu, 17 April 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anak bungsu Pangeran Charles, Harry, kembali mengumbar tentang permasalahan dirinya dengan keluarga kerajaan Inggris. Dalam podcast Armchair Expert, ia mengaku diperlakukan sedikit kasar oleh ayahnya sendiri, Pangeran Charles.

Menurut Harry, hubungan antara dia dan ayahnya begitu tegang sehingga ia mulai mempertimbangkan untuk meninggalkan kerajaan di usia 20 tahun-an. Sikap kerajaan terhadap mendiang Putri Diana juga menambah keinginan Harry untuk keluar dari kerajaan.

Komentar tersebut sekaligus menepis isu bahwa istrinya, Meghan Markle, menjadi penyebab Harry meninggalkan keluarga.

"Dia memperlakukan saya seperti dia diperlakukan oleh orangtuanya sendiri (Ratu Elizabeth dan mendiang pangeran Philip),” kata Harry dalam podcast tersebut. Pangeran Charles memang dididik sangat ketat sebab ia merupakan calon raja Inggris.

"Banyak penderitaan yang saya alami. Jadi kita sebagai orang tua harus melakukan yang terbaik dan memastikan itu tidak terjadi pada anak kita,” jelas Harry seperti dilansir dari laman Fox News, Jumat (14/5).

Harry dan Meghan dikaruniai seorang putra berusia dua tahun bernama Archie. Saat ini, Meghan juga sedang hamil buah cinta kedua mereka yang dilaporkan berkelamin perempuan.

Pangeran Harry dan keluarga kecilnya kini tinggal di Kalifornia, Amerika Serikat (AS). Dengan menjauh dari lingkungan kerajaan, ia berharap bisa memutus siklus 'toxic' di keluarganya, dan memberikan pengasuhan yang terbaik untuk anak-anaknya.

“Kepindahan kami ke AS itu bukanlah rencana kami. Tapi kondisi ini mendorong kami untuk membuat keputusan, dan akhirnya saya memilih untuk mengutamakan keluarga dan mengutamakan kesehatan mental keluarga,” jelas Harry.

Harry juga bersyukur karena Meghan sangat mendukungnya. Meghan juga mengatakan bahwa dia tidak perlu menjadi seorang putri kerajaan, dan mendorong Harry untuk mencari terapi.

“Setelah saya tinggal di sini saya merasa menjadi orang yang baru. Kami bisa berjalan-jalan dengan perasaan sedikit lebih bebas, aku bisa membonceng Archie dengan sepedaku, dimana kalau di kerajaan aku tidak akan pernah punya kesempatan untuk melakukan itu,” jelas Harry. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement