REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Panitia penyelenggara SEA Games 2021 Vietnam mewajibkan para atlet untuk melakukan karantina 14 hari di negaranya masing-masing sebagai salah satu panduan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
Hal tersebut disampaikan penyelenggara dalam rapat daring South East Asian Games Federation (SEAGF) Council, Selasa, yang dihadiri oleh perwakilan setiap komite Olimpiade nasional (NOC) negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
“Tanggung jawab diberikan kepada NOC terkait, khususnya dalam mengontrol dan memastikan atlet telah divaksin dan melakukan tes PCR sebelum berangkat dan tiba di sana,” ujar Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari.
Okto, sapaan akrabnya, akan berkoordinasi dengan satuan tugas (satgas) penanggulangan COVID-19 dan federasi olahraga nasional terkait untuk memastikan para atlet negatif dari virus corona sebelum berangkat.
Selain itu, Okto dan perwakilan NOC negara lain juga melaporkan terkait situasi terkini penyebaran COVID-19. Mayoritas negara-negara di ASEAN mengutarakan kasus COVID-19 masih menjadi perhatian serius.
“Kami menyampaikan bahwa Indonesia concern terhadap penyebaran COVID-19 dan pemerintah Indonesia telah sukses melakukan penekanan yang semangat positif terhadap prestasi olahraga,”
“Sehingga kiblatnya nanti adalah menyiapkan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032,” ucapnya.
Sementara itu, panitia penyelenggara SEA Games Hanoi memaparkan rencana persiapan multievent dua tahunan tersebut, di antaranya rencana rapat Chief de Mission (CdM) serta techincal handbook yang akan dibagikan pada 15 Juni hingga tenggat waktu entry-by-name dan entry-by-number atlet.
“Kami mempersiapkan semaksimal mungkin, tetapi keputusan penyelenggaraan SEA Games tetap akan diputuskan oleh pemerintah,” katanya.
SEA Games Hanoi dijadwalkan berlangsung pada 20 November-2 Desember, dan akan mempertandingkan 520 nomor pertandingan dari 40 cabang olahraga.