Rabu 19 May 2021 08:15 WIB

Asosiasi Medis Tokyo Minta Olimpiade Dibatalkan

Lonjakan infeksi Covid memicu kekhawatiran di tengah kekurangan staf medis di Jepang

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Maskot Olimpiade Tokyo 2020 Miraitowa berpose dengan tampilan Simbol Olimpiade setelah upacara pembukaan simbol di Gn. Takao di Hachioji, Jepang, 14 April 14, 2021, untuk menandai 100 hari sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo 2020.
Foto: EPA-EFE/KIM KYUNG-HOON
Maskot Olimpiade Tokyo 2020 Miraitowa berpose dengan tampilan Simbol Olimpiade setelah upacara pembukaan simbol di Gn. Takao di Hachioji, Jepang, 14 April 14, 2021, untuk menandai 100 hari sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Asosiasi Praktisi Medis Tokyo yang mewakili sekitar 6.000 dokter perawatan primer telah mendukung seruan untuk membatalkan Olimpiade Tokyo. Mereka mengatakan rumah sakit di Tokyo sudah kewalahan karena berjuang melawan lonjakan infeksi virus corona.

"Kami sangat meminta pihak berwenang untuk meyakinkan IOC (Komite Olimpiade Internasional) bahwa penyelenggaraan Olimpiade itu sulit dan mendapatkan keputusannya untuk membatalkan Olimpiade," kata asosiasi itu dalam surat terbuka tanggal 14 Mei kepada Perdana Menteri Yoshihide Suga.

Baca Juga

Lonjakan infeksi telah memicu kekhawatiran di tengah kekurangan staf medis dan tempat tidur rumah sakit di beberapa daerah di ibu kota Jepang. Hal ini mendorong pemerintah untuk memperpanjang keadaan darurat ketiga di Tokyo dan beberapa prefektur lainnya hingga 31 Mei.

Tim medis akan menghadapi kesulitan tambahan dalam menangani pasien yang kelelahan karena cuaca pada musim panas. Asosiasi tersebut mengatakan jika Olimpiade berkontribusi pada peningkatan kematian maka Jepang akan memikul tanggung jawab.

Pakar kesehatan dan kelompok medis lainnya telah menyuarakan keprihatinan mereka tentang Olimpiade. Petisi daring yang ditandatangani oleh ratusan ribu orang menyerukan agar Olimpiade dibatalkan.

Suga mengatakan Jepang dapat menjadi tuan rumah Olimpiade yang aman sambil tetap mengikuti langkah-langkah pencegahan Covid-19 yang sesuai prosedur kesehatan. Olimpiade dijadwalkan digelar pada 23 Juli hingga 8 Agustus. Pertandingan akan berlangsung di bawah protokol Covid-19 yang ketat, seperti acara uji atletik yang menampilkan 420 atlet pada awal Mei.

Namun beberapa kamp pelatihan pra-Olimpiade, termasuk tim atletik Amerika Serikat, telah dibatalkan. Para atlet telah menyuarakan keprihatinan tentang Olimpiade yang berlangsung di tengah pandemi global.

Atlet equastrian Kanada dan peraih medali emas Eric Lamaze telah mengundurkan diri dari Olimpiade dengan alasan masalah kesehatan pribadi. Dia telah dirawat karena tumor otak selama tiga tahun terakhir.

"Kesehatan saya adalah sesuatu yang saya anggap sangat serius dan saya telah memutuskan bahwa Tokyo bukanlah tempat terbaik untuk saya," kata Lamaze.

"Olimpiade adalah perayaan para atlet dan saya rasa kami tidak akan memiliki selebrasi yang sesungguhnya di Tokyo. Ini bukan waktunya untuk merayakan," ujar Lamaze menambahkan.

Menurut NHK, jumlah kasus Covid-19 secara nasional di Jepang turun menjadi 3.680 pada Senin (17/5) dan mencapai level terendah sejak 26 April. Pada Selasa (18/5), Kementerian Kesehatan mengatakan jumlah infeksi berat mencapai rekor tertinggi yaitu 1.235.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement