REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mengkiritk Amerika Serikat (AS) karena perannya dalam ketegangan di Timur Tengah. Menurut China, hak veto AS telah melumpuhkan Dewan Keamanan PBB.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa (18/5) malam waktu setempat, Kementerian Luar Negeri China mendesak gencatan senjata total oleh Israel di Palestina.
"Apa yang AS lakukan di tengah konflik Palestina-Israel sangat mengecewakan. Apakah ini hak asasi manusia yang dipuji AS ketika rakyat Palestina menderita, atau apakah itu alasan untuk melayani kepentingan pribadi AS?" ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian seperti dikutip laman Anadolu Agency, Rabu (19/5).
"Apakah ini yang disebut AS sebagai tatanan internasional berbasis aturan?" juru bicara itu bertanya.
Dalam jumpa pers pada hari sebelumnya, Lijian mengatakan, AS terlihat seperti bersiap untuk memicu ketegangan, daripada mengambil tindakan proaktif untuk mencegah konflik Palestina-Israel. "AS telah diisolasi di Dewan Keamanan belum pernah terjadi sebelumnya dan berdiri di sisi berlawanan dari hati nurani dan moralitas umat manusia," katanya.
Dia merujuk pada upaya DK PBB sebelumnya untuk sebuah pernyataan yang menuntut gencatan senjata segera, namun semua telah diblokir oleh AS. Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara bertemu secara publik untuk pertama kalinya pada Ahad (16/5) untuk membahas konflik Israel dan Palestina.
Dewan gagal mengadopsi pernyataan bersama karena adanya veto dari AS. AS mengaku khawatir resolusi akan membahayakan diplomasi di belakang layar. Sementara itu, China mengatakan, akan mendorong dewan untuk mencoba dan menyetujui pernyataan.
"Komunitas internasional sangat kecewa dengan bagaimana AS telah berperilaku dalam konflik Palestina-Israel. Orang tidak bisa tidak bertanya, apakah ini diplomasi yang menampilkan apa yang disebut hak asasi manusia dan nilai-nilai yang diklaim AS untuk diperjuangkan?" kata dia.
"Mengapa AS begitu tidak berperasaan tentang hak asasi rakyat Palestina sementara terus berbicara tentang penegakan hak asasi manusia Muslim?" ujarnya bertanya.