REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Badan penelitian Kongres Korea Selatan (Korsel) Congressional Research Service (CRS) melaporkan upaya agresif Presiden Moon Jae-in memperbaiki hubungan dengan Korea Utara (Korut) dapat menciptakan ketegangan dengan Amerika Serikat (AS). Laporan ini disampaikan saat Moon berada di AS.
Dalam pertemuan tatap muka pertama Moon dengan Presiden AS Joe Biden ini membahas Korut dan isu-isu aliansi lainnya. Di pertemuan yang digelar di Washington ini dua kepala negara juga membahas kerja sama vaksin Covid-19.
"Walaupun diplomasi Moon disambut baik, tapi preferensinya untuk lebih agresif dalam melibatkan Korut dapat memicu ketegangan dengan Amerika Serikat," kata CRS dalam laporannya, seperti dikutip Yonhap, Kamis (20/5).
"Moon juara dalam perundingan Korut-AS, yang menurutnya penting untuk menghindari konflik militer dan mewujudkan tujuannya untuk mendirikan perdamaian tahan lama di Semenanjung Korea," tambah CRS di laporan yang dirilis Selasa (18/5) lalu.
Namun CRS mengatakan Korut melanjutkan uji coba rudal jarak pendek dan menengah. Selain ini ada kemungkinan dalam waktu dekat Pyongyang akan mengabaikan moratorium uji coba rudal jarak panjang dan nuklir yang berlangsung sejak November 2017.
CRS mengatakan Pyongyang juga 'mengabaikan' ajakan Seoul untuk bekerja sama. Selain itu sejak awal 2019 Korut juga telah memutus semua jalur komunikasi dengan Korsel.
Bulan lalu pemerintah Joe Biden mengumumkan akan menyelesaikan peninjauan ulang mengenai kebijakan terhadap Korut. Washington mengatakan akan mengejar pendekatan 'praktis, dikalibrasi' untuk menyelesaikan denuklirisasi Semenanjung Korea dan mengeksplorasi diplomasi dengan Korut.