Jumat 21 May 2021 05:37 WIB

Penentuan Arah Kiblat di Masa Ottoman

Ada dua metode yang diterapkan Ottoman dalam penentuan arah kiblat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Masjid Nusretiye merupakan salah satu bangunan tempat ibadah peninggalan kejayaan Dinasti Turki Utsmani (Ottoman) di wilayah Istanbul, Turki.
Foto: Google.com
Masjid Nusretiye merupakan salah satu bangunan tempat ibadah peninggalan kejayaan Dinasti Turki Utsmani (Ottoman) di wilayah Istanbul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Masjid berkiblat ke arah Ka'bah di Makkah, Arab Saudi. Tentu ini sudah jamak diketahui seluruh Muslim. Masjid-masjid di seluruh dunia dibangun dengan menghadap ke arah Ka'bah selama lebih dari 1.400 tahun.

Dalam praktik Islam abad pertengahan, ada perbedaan tipis tetapi signifikan antara menghadap bangunan yang jauh dan menghadap kota yang jauh. Cara pencapaiannya bervariasi menurut waktu dan tempat.

Baca Juga

Metode paling awal melibatkan penyelarasan astronomi, arah mata angin, utara dan selatan. Kemudian matahari terbit dan terbenam pada ekuinoks (timur dan barat) atau arah solstitial (matahari terbit atau terbenam pada titik balik matahari musim panas atau musim dingin).

Alasannya adalah bahwa orang ingin menghadap bangunan jauh yang secara astronomis selaras. Sumbu utama dari dasar persegi panjang Ka'bah menghadap terbitnya Canopus dan titik terbenamnya bintang-bintang Bajak yaitu sumbu minor menghadap matahari terbit di musim panas dan matahari terbenam di musim dingin.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement