REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Guru Besar IPB University dan Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS menegaskan Ramadhan adalah bulan tarbiyah (pendidikan). “Ramadhan adalah bulan pendidikan. Ada tiga hal yang perlu diteruskan dan terus dijaga setelah Ramadhan,” kata Prof Didin saat mengisi tausiyah Halal Bihalal keluarga besar Bosowa School, Jumat (21/5).
Pertama, menjaga akhlak, terutama kejujuran. “Puasa mendidik kita untuk selalu jujur. Walaupun kita di rumah sendirian, dan ada makanan yang halal, tapi kita tidak akan memakannya sampai tiba waktu berbuka,” ujarnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia menegaskan, kejujuran ini sangat penting. Dalam Alquran Surat Yusuf ayat 50, Nabi Yusuf mengatakan bahwa dia adalah orang yang hafizhun ‘alim. Hafizh atau hafizhun artinya jujur, amanah, bisa dipercaya. ‘Alim artinya profesional.
“Perhatikan, jujur (hafizhun) didahulukan dari profesional (‘alim). Sebab, profesional itu bisa dipelajari atau dilatih. Misalnya melalui short course beberapa bulan. Sedangkan kejujuran merupakan karakter,” paparnya.
Terbukti, kata Kiai Didin, ketika bendahara negeri Mesir dipegang oleh Nabi Yusuf, Mesir yang sempat mengalami kekeringan selama tujuh berturut-turut akhirnya menjadi negeri yang makmur. Banyak orang dari negara-negara lain yang datang minta bantuan logistik ke negeri Mesir. “Jadi, kejujuran dan profesionalisme sangat penting, dan kejujuran harus diutamakan,” tuturnya.
Terkait hal tersebut, Kiai Didin menegaskan kepada para guru dan tenaga kependidikan Bosowa School agar menanamkan karakter jujur kepada para anak didik. “Caranya ada empat, yakni pemberian motivasi, pembiasaan, keteladanan, serta penghargaan dan sanksi (reward and punishment),” ujar Kiai Didin.
Hal kedua yang perlu diteruskan setelah Ramadhan, kata Kiai Didin adalah mencintai ilmu pengetahuan. Yakni, membaca dan menulis. “Kita harus rajin membaca dan menulis. Sebuah buku itu berumur lebih lama dari penulisnya. Ada para ulama, khususnya imam madzhab Maliki, Hanafi, Hambali dan Syafii yang sudah wafat lebih 1.000 tahun, namun bukunya sampai saat ini masih dibaca dan jadi tuntunan umat. Contoh lain, Ibnu Khaldun yang menulis buku tentang ekonomi atau pasar dan sampai sekarang terus dipelajari. Tidak kalah pentingnya adalah Imam Ghazali yang karya-karyanya hingga kini terus digali dan dipelajari, termasuk di dunia Barat,” papar Kiai Didin.
Hal ketiga yang perlu diteruskan setelah Ramadhan adalah rutin membaca dan mempelajari Alquran setiap hari. “Kita harus terus rajin membaca dan mempelajari Alquran, dan menjadikan Alquran sebagai Manhajul Hayat (sumber kehidupan) kita sehari-hari,” kata Kiai Didin.
“Kebiasaan membaca Alquran di lingkungan keluarga dan sekolah akan berdampak pada sikap dan perilaku yang tertanam dalam dirinya saat ini dan bekal di kemudian hari,” ujar Kiai Didin Hafidhuddin.
Acara Halal Bihalal Bosowa School diikuti guru dan tenaga kependidikan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Bogor, Bosowa International School (BIS) Makassar, dan Bosowa Al Azhar Cilegon. Karena suasana masih pandemi, maka Halal Bihalal itu diselenggarakan secara daring.
Kegiatan Halal Bihalal itu dipandu oleh Eko Ariyanto seaku Vice Director Bosowa School. Managing Director Bosowa School, Cahyo Winarto menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua guru dan tenaga kependidikan atas keikhlasan dan semangat mereka yang luar biasa, sehingga kegiatan pembelajaran berjalan lancar.