REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua Lipa tampaknya sangat geram ketika dituduh antisemit dalam iklan yang dimuat di New York Times pada Sabtu 22 Mei. Iklan itu disponsori oleh "This World Values Network" yaitu organisasi yang didirikan oleh Rabi ortodoks Rabbi Shmuley Boteach.
Tidak hanya Lipa, iklan tersebut juga menyebutkan duo Hadid yakni Gigi dan Bella telah menuduh Israel melakukan pembersihan etnis dan memfitnah Negara Yahudi. Iklan itu juga menuduh Lipa dan duo Hadid sebagai kelompok anti-Semit yang menyebarkan kebercian terhadap kaum Yahudi.
Antisemit diartikan sebagai sikap permusuhan atau prasangka terhadap kaum Yahudi dalam bentuk tindakan penganiyaan terhadap agama, etnis, ras mulai dari kebencian terhadap lembaga hingga lembaga.
Melalui media sosialnya, Lipa langsung membantah dan mengkritik isi iklan tersebut.
"Saya benar-benar menolak tuduhan palsu dan mengerikan yang diterbitkan hari ini di iklan New York Times yang dipasang oleh World Values Network," tegas Dua Lipa di media sosialnya.
Meski begitu, pelantun "New Rules" tersebut kian sadar bahwa tuduhan tak berdasar itu merupakan harga yang harus dia bayar, ketika membela hak asasi warga Palestina dan melawan pemerintah Israel atas tindakannya di Palestina.
"Saya mengambil sikap ini karena saya percaya bahwa setiap orang baik Yahudi, Muslim dan Kristen memiliki hak untuk hidup damai sebagai warga negara yang setara di negara yang mereka pilih," tambah Dua Lipa seperti dilansir dari NME, Ahad (23/5).
"The World Values Network tanpa malu-malu mencatut nama saya untuk kampanye buruk mereka dengan kebohongan dan kesalahan penafsiran yang terang-terangan, atas apa yang saya perjuangkan. Saya berdiri dalam solidaritas dengan semua orang yang tertindas dan menolak semua bentuk rasisme," tambah Lipa.
Lipa termasuk musisi global yang vokal mendukungan rakyat Palestina atas konflik dengan Israel. Dia dan artis lain seperti Rage Against The Machine, Halsey, Rihanna, Biig Piig, Stefflon Don dan lainnya juga menyerukan agar konflik segera diakhiri.
Konflik Israel-Palestina menyebabkan lebih dari 250 orang, kebanyakan warga Palestina, tewas. Gencatan senjata akhirnya diumumkan pada hari Jumat, 21 Mei.