Ahad 23 May 2021 20:37 WIB

Dirut BPJS Kesehatan: Kami Sudah Klarifikasi ke Bareskrim

Dirtipidsiber Bareskrim sudah menyatakan menyelidiki dugaan kebocoran 279 juta WNI.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ratna Puspita
Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ali Ghufron Mukti
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ali Ghufron Mukti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Gufron mengaku sudah melakukan konfirmasi kabar bocornya data pemilik BPJS Kesehatan ke Bareskrim Polri. Klarifikasi dilakukan karena sebelumnya Bareskrim melalui Dirtipidsiber menyatakan sedang menyelidiki dugaan kebocoran 279 juta data pribadi WNI dari BPJS Kesehatan.

Dalam penyelidikan, Bareskrim meminta klarifikasi sejumlah pihak, termasuk Dirut BPJS Kesehatan Ali Gufron yang rencananya akan dipanggil Senin (24/5) besok. "Kami sudah klarifikasi ke Bareskrim dan diterima dengan baik soal dugaan pencurian data," ujar dia singkat, Ahad (23/5).

Baca Juga

Pada Jumat (21/5) kemarin, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga telah memanggil Direksi BPJS Kesehatan terkait dugaan kebocoran data. Dalam pemanggilan itu, Kemenkominfo menemukan sampel data yang bocor dan diduga kuat identik dengan data BPJS Kesehatan.

Menurut Juru Bicara Kemkominfo Dedy Permadi dalam keterangan tertulisnya, berdasarkan investigasi Kominfo terhadap sampel data pribadi yang beredar sejak 20 Mei 2021 diduga kuat identik dengan data BPJS Kesehatan. Hal tersebut didasarkan pada data Noka (Nomor Kartu), Kode Kantor, Data Keluarga/Data Tanggungan, dan status Pembayaran yang identik dengan data BPJS Kesehatan.

Ia juga mengatakan, Kemenkominfo menemukan akun bernama Kotz yang menjual data pribadi di Raid Forums. Akun Kotz merupakan pembeli dan penjual data pribadi. Namun, kata Dedy, data sampel yang ditemukan tidak berjumlah 1 juta seperti klaim penjual, tetapi berjumlah 100.002 data. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement