Selasa 25 May 2021 00:30 WIB

Kurang Tidur Jadi Faktor Risiko Utama Serangan Jantung

Orang yang kurang tidur berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nora Azizah
Orang yang kurang tidur berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular.
Foto: picpedia.org
Orang yang kurang tidur berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Faktor risiko utama terjadinya serangan jantung, di antaranya adalah, berat badan berlebih, kadar kolesterol darah tinggi, hingga pola makan yang mengandung terlalu banyak lemak jenuh. Namun, beberapa faktor lain yang menyebabkan penyakit jantung benar-benar mengejutkan, seperti kurang tidur.

"Orang yang kurang tidur berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung koroner, tanpa memandang usia, berat badan, kebiasaan merokok dan olahraga," menurut National Sleep Foundation, dilansir dari eatthis.com, Senin (24/5).

Baca Juga

Para ilmuwan tidak sepenuhnya yakin alasan kurang tidur bisa menyebabkan risiko tinggi serangan jantung. Namun, diyakini bahwa kurang istirahat dapat merusak proses tubuh seperti metabolisme glukosa (gula).

Kemudian meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan peradangan. Ketiganya telah dikaitkan dengan penyakit jantung.

 

"Orang yang kurang tidur memiliki kadar hormon stres dan zat yang lebih tinggi dalam darah yang mengindikasikan peradangan, pemain kunci dalam penyakit kardiovaskular," kata Dr. Susan Redline, seorang profesor kedokteran tidur di Harvard Medical School.

Bahkan ia menyebut, tidur satu malam tidak cukup. Sebuah studi yang relatif baru menambah kepercayaan pada temuan itu.

Dalam jurnal Nature edisi Februari 2019, para peneliti mengungkapkan hasil penelitian yang dilakukan pada tikus. Dalam studi, tikus yang mengalami tidur yang buruk telah mengubah kadar hormon yang meningkatkan sel inflamasi di sumsum tulang dan dapat menyebabkan aterosklerosis, atau pengerasan.

Dimana kondisi arteri jadi aktor risiko utama serangan jantung. Para peneliti mencatat bahwa studi khusus mereka belum dilakukan dengan manusia.

Masalah tidur lain yang dikaitkan dengan kondisi jantung, yakni apnea tidur. Mendengkur adalah gejala gangguan pernapasan, di mana seseorang mungkin berhenti bernapas hingga satu menit.

Situasi ini bisa terjadi beberapa kali dalam semalam. Hal itu tidak hanya menyebabkan kita terbangun dengan kelelahan, tetapi juga mencegah tubuh Anda mendapatkan manfaat penuh dari fungsi pelindung jantung saat tidur.

"Tanpa istirahat yang lama dan dalam, bahan kimia tertentu diaktifkan yang membuat tubuh tidak mencapai waktu yang lama di mana detak jantung dan tekanan darah diturunkan," tulis National Sleep Foundation.

Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan tekanan darah lebih tinggi di siang hari dan kemungkinan lebih besar mengalami masalah kardiovaskular. Para ahli mengatakan bahwa orang dewasa dari segala usia harus mendapatkan tujuh hingga sembilan jam tidur malam.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement