Selasa 25 May 2021 12:34 WIB

Kelompok Pro-Israel Sokong Anggota Kabinet dan PM Inggris

Berbagai cara digunakan Israel untuk merayu anggota pemerintah Inggris

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Foto selebaran yang disediakan oleh Parlemen Inggris menunjukkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson selama Pertanyaan Perdana Menteri di House of Commons di London, Inggris, 17 Maret 2021.
Foto: EPA-EFE/JESSICA TAYLOR / UK PARLIAMENT
Foto selebaran yang disediakan oleh Parlemen Inggris menunjukkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson selama Pertanyaan Perdana Menteri di House of Commons di London, Inggris, 17 Maret 2021.

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Sepertiga dari anggota kabinet Inggris, termasuk Perdana Menteri Boris Johnson, telah didanai oleh Israel atau kelompok lobi pro-Israel. Situs web jurnalisme investigasi Declassified UK mengungkap berbagai cara digunakan Israel untuk merayu anggota pemerintah selama bertahun-tahun.

 

Baca Juga

Dilansir Middle East Monitor pada Selasa (25/5), anggota parlemen Inggris telah dibujuk dengan berbagai cara termasuk merancang perjalanan ke Israel yang didanai oleh kelompok pro-Israel. Johnson dilaporkan melakukan perjalanan lima hari ke Israel pada November 2004, atau tepatnya tiga tahun setelah dia pertama kali masuk parlemen.

Perjalanan Johnson itu didanai bersama oleh pemerintah Israel dan Conservative Friends of Israel (CFI), yaitu sebuah kelompok lobi Westminster yang kuat. Kelompok itu tidak mengungkapkan para pemberi dana, tetapi mengeklaim 80 persen dari anggota parlemen Konservatif adalah anggota CFI.

Menurut laporan Deklasifikasi UK, Johnson tidak menyatakan perjalanan tersebut dalam daftar kepentingan parlemen hingga empat tahun kemudian. Dia juga tidak mengungkapkan biaya perjalanan tersebut. Pada 2012, CFI menyediakan bus untuk membawa Johnson berkeliling di London utara, sebagai bagian dari kampanye pemilihan wali kota London.

Lima menteri lain di kabinet yang didukung oleh kelompok pro-Israel antara lain Alok Sharma, Kwasi Kwarteng, Robert Jenrick, Oliver Dowden, dan Amanda Milling. Mereka melakukan perjalanan berbayar ke Israel dari 2011 hingga 2016.

Kwarteng dan Milling mengunjungi Israel setahun setelah mereka pertama kali memasuki parlemen. Sedangkan Dowden pergi ke Israel sebelum dia menjadi anggota parlemen

Dua menteri kabinet lainnya yaitu Michael Gove dan Priti Patel disponsori oleh kelompok pro-Israel untuk mengunjungi Washington DC. Mereka terbang ke Washington untuk menghadiri konferensi yang diadakan oleh American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) atau kelompok lobi utama Israel di AS. Patel dipecat pada 2017 oleh mantan pemimpin Konservatif Theresa May karena mengadakan pertemuan rahasia dengan Israel.

Patel kemudian ditunjuk sebagai menteri dalam negeri oleh Johnson. Patel mendapatkan dukungan dana sebesar 3.530 dolar AS oleh lembaga pemikir sayap kanan pro-Israel Henry Jackson Society (HJS) pada 2013 untuk menjadi delegasi pada forum yang diselenggarakan oleh AIPAC.

Dukungan untuk Israel secara nyata diutarakan oleh Menteri Negara untuk Timur Tengah dan Afrika Utara James Cleverly. Dia mendukung Israel selama agresi terbaru mereka di Gaza.

Dalam sebuah pernyataan, Cleverly dengan tegas mengutuk penembakan roket ke Yerusalem dan lokasi lain di Israel. Cleverly juga mengatakan kepada parlemen bahwa Inggris menentang penyelidikan Pengadilan Kriminal Internasional atas kejahatan perang Israel.

"Kami sangat mengutuk tindakan terorisme oleh Hamas dan kelompok teroris lainnya yang harus secara permanen menghentikan hasutan dan tembakan roket mereka terhadap Israel. Tidak ada pembenaran  untuk menargetkan warga sipil," ujar Cleverly.

Laporan Declassified UK menyoroti kecaman mantan menteri luar negeri Sir Alan Duncan. Dia mengatakan lobi pro-Israel telah melakukan "campur tangan paling menjijikkan" dalam politik Inggris.

Selama beberapa bulan terakhir, sejumlah kelompok termasuk Human Rights Watch telah mencap Israel sebagai negara apartheid. Israel dituding bersalah atas kejahatan terhadap kemanusiaan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement