REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiket.com berencana melepas sahamnya ke publik. CEO Tiket.com, Hendrata George, mengatakan, startup perjalanan daring tersebut sedang mempertimbangkan untuk go public melalui merger dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC).
Selain itu, Tiket.com sedang menjajaki mekanisme penawaran umum perdana (IPO) tradisional. Perusahaan asal Indonesia ini juga berpotensi melakukan aksi merger dengan salah satu aplikasi super di Asia Tenggara.
"Jika Tiket memutuskan untuk go public, pasti akan masuk tahun ini. Kami juga mempertimbangkan IPO tradisional tapi itu akan memakan waktu sekitar satu atau dua tahun. Opsi SPAC lebih cepat," kata George dikutip Bloomberg, Kamis (27/5).
Tiket.com saat ini sedang dalam pembicaraan dengan COVA Acquisition untuk kesepakatan yang akan memberi nilai pada entitas gabungan sekitar 2 miliar dolar AS atau setara Rp 28,5 triliun. Sebagai bagaian dari kesepakatan, Tiket.com bisa mengumpulkan sekitar 200 juta dolar AS dalam investasi swasta dalam ekuitas publik (PIPE).
Tiket.com merupakan salah satu perusahaan internet Asia Tenggara yang mempertimbangkan listing SPAC atau IPO untuk mendorong pertumbuhan. Pesaing lokalnya, Traveloka, juga sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk go public melalui penggabungan dengan Bridgetown Holdings Ltd.
Sebelumnya, dua perusahaan teknologi raksasa Gojek dan Tokopedia juga telah melakukan merger dan menjadi kekuatan internet Indonesia. Merger ini membuka peluang perusahaan Indonesia mendominasi teknologi di Asia Tenggara melawan Sea dan Grab Holdings yang berbasis di Singapura.
"Di mana pun di dunia, platform perjalanan daring cenderung menjadi perusahaan publik, ini sangat menguntungkan. Jika Anda melihat wilayahnya, ada banyak aplikasi super dan Anda memiliki banyak ekosistem yang berkembang, jadi mungkin ada beberapa peluang untuk menggabungnya. Jadi itu salah satu dari tiga opsi," kata George.