REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina mencabut larangan pengiriman tenaga kerja ke Arab Saudi. Sebelumnya larangan pengiriman diterapkan setelah muncul laporan tenaga kerja diminta menanggung biaya tes Covid-19 dan karantina di negara kaya minyak tersebut.
Menteri Tenaga Kerja Filipina Silvestre Bello III mengatakan pemerintah Arab Saudi mengirimkan notifikasi yang menyatakan agen dan pemberi kerja di Arab Saudi yang menanggung biaya tes dan karantina selama 10 hari bagi Filipina. Bello pun akhirnya memutuskan mencabut kebijakan itu.
Kebijakan yang Bello terapkan pada Kamis (26/5) itu mencegah 400 lebih tenaga kerja Filipina berangkat ke Arab Saudi dengan pesawat Philippine Airlines pada Jumat (28/5) kemarin. Banyak dari mereka yang akhirnya terdampar di bandara Manila. Beberapa orang menangis memohon pemerintah mencabut larangan tersebut.
"Saya meminta maaf atas ketidaknyamanan dan penderitaan sementara yang dialami pekerja Filipina kami di luar negeri tercinta, pekerja kami yang terikat di Arab Saudi tidak akan lagi dirugikan," katanya, Sabtu (29/5).
Filipina adalah salah satu pengirim tenaga kerja ke luar negeri terbesar di dunia. Peraturan negara itu mewajibkan agensi dan pemberi kerja yang menanggung biaya tes dan karantina Covid-19 sebab keduanya akan membebani tenaga kerja yang miskin.