Selasa 01 Jun 2021 09:10 WIB

Ketika Self Love Hadir Dalam Untaian Nada

Penulisan lagu ini terinspirasi harapan seseorang akan pentingnya cinta bagi dirinya

Duo pendatang baru yang dibentuk Rizki Fadli (vokal) dan Nanda Monanda (keyboard), merilis single kedua mereka yang bertajuk
Foto: istimewa
Duo pendatang baru yang dibentuk Rizki Fadli (vokal) dan Nanda Monanda (keyboard), merilis single kedua mereka yang bertajuk "Dreamy Eyes" di platform musik digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Duo pendatang baru yang dibentuk Rizki Fadli (vokal) dan Nanda Monanda (keyboard), merilis single kedua mereka yang bertajuk "Dreamy Eyes" di platform musik digital. Single berbahasa Inggris ini merupakan sebuah dialog mendalam yang disampaikan kepada semesta, mengenai kekuatan cinta tanpa syarat yang sering diharapkan individu. 

Kedua musisi yang tergabung dalam kelompok Ashkan ini mengemas "Dreamy Eyes" dengan melodi meditatif dan rangkaian bunyi yang menenangkan. Tidak hanya itu, lagu yang berdurasi empat menit ini juga memiliki unsur musik tradisional Indonesia. Lantunan ini hadir bukan tanpa alasan, karena Ashkan menganggap elemen tersebut sebagai representasi akar mereka. 

Fadli mengungkapkan penulisan lagu ini terinspirasi oleh bentuk harapan serta manifestasi seseorang akan pentingnya cinta terhadap diri sendiri (self-love). Berkaca pada pengalaman orang-orang di sekitar mereka, Ashkan ingin mengingatkan pendengarnya tentang pentingnya menanamkan self-love sebagai bentuk tertinggi dari proses mencintai. "Kami percaya bahwa dengan mengusahakan self-love, setiap individu bisa menghadirkan kedamaian di dalam jiwa, raga, dan hati mereka," ucap Fadli. 

Nanda mengatakan self-love sering kali luput dari fokus individu mengenai pencarian cinta, padahal unsur ini sudah senantiasa utuh hadir di dalam setiap diri kita.  Hadirnya "Dreamy Eyes" menyusul single perdana Ashkan, "Onion Mind O' Mine", yang telah lebih dahulu diluncurkan pada bulan Agustus 2020. 

Bagi Fadli dan Nanda, musik menjadi medium untuk mengekspresikan diri dan perasaan terdalam mereka, di mana mereka berusaha menciptakan musik yang menyembuhkan, jujur, dan penuh dengan tujuan. 

Dengan keyakinan bahwa musik lebih dari sekadar progresi chord yang harmonis, keduanya berusaha menciptakan musik yang merepresentasikan niatan tulus mereka untuk berekspresi, merangkul pihak lain, serta menyembuhkan diri mereka dari berbagai luka batin yang pernah mereka rasakan. "Kami berharap para pendengar dapat kembali melihat ke dalam diri mereka dan menemukan cinta tanpa syarat yang mungkin selama ini terpendam," ujar Nanda. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement