REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mendorong para pelaku ekonomi kreatif di Cirebon, Jawa Barat, untuk meningkatkan kapasitas keterampilan. Hal ini guna mengangkat kembali potensi, semangat, dan pendapatan pelaku ekonomi kreatif (ekraf) yang terdampak pandemi Covid-19.
Sandiaga menjelaskan, pandemi Covid-19 memaksa para pelaku ekraf untuk meningkatkan keterampilan dan beradaptasi dalam mengembangkan usaha. Salah satunya lewat peningkatan keterampilan dengan memanfaatkan marketplace sebagai sarana berjualan, tetapi juga media sosial sebagai wadah pemasaran. Pun keterampilan membuat konten-konten produk sekreatif mungkin juga harus ditingkatkan agar minat konsumen semakin tinggi.
"Cirebon yang sudah menjadi ikon sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan batik dan produk-produk kulinernya harus kita tingkatkan khususnya di tengah pandemi dan kesulitan ekonomi," kata Sandiaga melalui siaran pers, Selasa (1/6).
Sandiaga memastikan, Kemenparekraf akan hadir dengan kebijakan yang berkeadilan, untuk menyentuh masyarakat yang membutuhkan. Antara lain melalui program-program yang tepat sasaran dan tepat manfaat hingga tepat waktu bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Kemenparekraf telah menyalurkan dana hibah pariwisata pertama sebesar Rp 2,2 triliun pada 2020. Kemenparekraf masih akan mengusulkan dana hibah sebesar Rp 3,7 triliun yang akan diperluas bukan hanya untuk hotel dan restoran saja tapi juga bagi pelaku parekraf lainnya.
"Kita sedang petakan dan kami berharap bantuan dari pemkab/pemkot untuk memberikan data terkini para pelaku ekraf di Cirebon," kata dia.
Sandiaga berharap pelaku ekraf di Kabupaten Cirebon dapat meningkatkan kualitas produknya melalui pelatihan dan pendampingan usaha yang segera digelar di wilayah tersebut. Sebab para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki satu kebutuhan yang sama yaitu pelatihan, pendampingan, dan akses permodalan.