Ahad 06 Jun 2021 11:43 WIB

Simulasi Belajar Tatap Muka di Bandung Digelar Dua Pekan

Simulasi belajar tatap muka tidak dilakukan serentak pada hari Senin (7/6).

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andri Saubani
Sejumlah siswa sekolah menengah atas luar biasa (SMALB) mengikuti ujian sekolah praktik souvenir di SLB Negeri Cicendo, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Selasa (30/3). Pihak SLB Negeri Cicendo menggelar ujian sekolah praktik bagi siswa sekolah menengah atas luar biasa (SMALB) secara luar jaringan (luring) atau tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat, seperti membatasi jumlah siswa yang hadir hanya dua sampai empat murid per kelas, menggunakan masker dan menjaga jarak duduk. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah siswa sekolah menengah atas luar biasa (SMALB) mengikuti ujian sekolah praktik souvenir di SLB Negeri Cicendo, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Selasa (30/3). Pihak SLB Negeri Cicendo menggelar ujian sekolah praktik bagi siswa sekolah menengah atas luar biasa (SMALB) secara luar jaringan (luring) atau tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat, seperti membatasi jumlah siswa yang hadir hanya dua sampai empat murid per kelas, menggunakan masker dan menjaga jarak duduk. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung mengungkapkan uji coba simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang dilaksanakan mulai Senin (7/6) akan dilakukan selama dua pekan. Simulasi akan mengacu kepada panduan dan skenario yang telah disusun untuk di masa pandemi Covid-19.

"Tentunya, simulasi ini hanya semacam uji coba sekitar dua minggu dan tidak masif di seluruh sekolah, tersebar di berbagai kecamatan dan jenjang pendidikan," ujar Sekretaris Dinas (Disdik) Kota Bandung, Cucu Saputra saat dihubungi, Ahad (6/6).

Baca Juga

Pihaknya memastikan simulasi belajar tatap muka tidak dilakukan serentak pada hari Senin (7/6), sebab masih terdapat beberapa sekolah yang melaksanakan ujian. Pihaknya pun masih mendata total siswa yang ikut melaksanakan simulasi belajar tatap muka ke depan.

Ia menuturkan, simulasi belajar tatap muka dilakukan kepada sekolah-sekolah yang sudah mendapatkan izin resmi dari satgas Covid-19 tingkat kecamatan. Sekolah yang belum mendapatkan izin tidak boleh memaksakan ingin menggelar belajar tatap muka.

Cucu meminta agar sekolah-sekolah yang belum menggelar simulasi agar tidak membanding-bandingkan karena belum mendapatkan izin. Diharapkan, simulasi yang dilakukan selama dua pekan dapat berjalan dengan lancar dan tidak berdampak bertambahnya Covid-19.

"Kita uji coba dulu, mudah-mudahan landai tidak terjadi apa-apa," katanya. Ia mengatakan beberapa hal yang harus dilakukan selama simulasi yaitu jumlah siswa tiap kelas dibatasi 20 persen.

Guru-guru yang akan mengajar dipastikan sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Sedangkan siswa yang lebih memilih belajar daring harus tetap terlayani sehingga tidak terjadi diskriminasi.

Para orangtua pun diminta untuk mempersiapkan kebutuhan siswa yang akan belajar di sekolah termasuk untuk makan siang. Sebab, kantin di sekolah masih belum diperbolehkan buka di masa pandemi Covid-19 termasuk tidak bergerombol.

Cucu mengatakan, selama simulasi belajar tatap muka petugas Satpol PP dan petugas puskesmas turut melakukan pengawasan agar berjalan lancar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement