REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Federasi Sepak Bola Inggris (FA) telah menerima dukungan penuh dari UEFA dalam perjuangan mereka memastikan bahwa pemain mereka bisa terus melakukan gestur berlutut tanpa disoraki. UEFA, sebagai penyelenggara Euro 2020, minta fan menunjukan rasa hormat mereka. UEFA menegaskan tidak ada toleransi sedikit pun terhadap rasialisme.
Oleh karena itu para pemain bebas untuk mengekspresikan dukungan mereka untuk kesetaraan yang lebih besar. Kampanye yang dilakukan pesepak bola, khususnya dari Inggris, adalah berlutut sebelum kick-of. Namun FA frustrasi oleh penolakan pemerintah untuk mengecam fan yang menyoraki pemain Inggris dalam laga persahabatan melawan Austria dan Rumania pekan lalu.
UEFA mengungkapkan, akan ada sejumlah pesan untuk fan yang ditayangkan dalam layar besar di Wembley. Pesan tersebut akan berisi soal kecaman terhadap diskriminasi dan meminta pemain dihormati.
"UEFA punya nol toleransi melawan rasialisme dan setiap pemain yang ingin menuntut persamaan dalam umat manusia dengan berlutut, diizinkan melakukan itu. Kami minta penonton menghormati tim dan pemain yang berlutut," ujar UEFA, dikutip dari Daily Mail, Kamis (10/6).
Pimpinan FA, Mark Bullingham, mengaku kecewa saat pemain Inggris disoraki ketika sedang berlutut. Ia menegaskan kalau gestur ini bukan merupakan gerakan politik yang dilakukan tim. Pemain, lanjut dia, berjuang untuk kesetaraan dan melakukan gestur untuk melawan rasialisme.
"Kami tidak minta setiap fan untuk meniru gestur itu. Kami hanya minta mereka menghormatinya," ujar Bullingham.