Ahad 13 Jun 2021 21:56 WIB

Enam Rekomendasi Satgas untuk Kendalikan Peningkatan Covid

Satgas merumuskan enam rekomendasi untuk mengendalikan kasus Covid-19.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati  / Red: Bayu Hermawan
 Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Letjen TNI Ganip Warsito
Foto: BNPB
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Letjen TNI Ganip Warsito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 merumuskan enam rekomendasi untuk mengendalikan Covid-19 yang mengalami peningkatan usai libur Hari Raya Idul Fitri. Salah satunya adalah mengoptimalkan 3 K.

"Pertama kami akan mengoptimalkan 3K yakni komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Ganip Warsito saat berbicara di konferensi virtual BNPB bertema Kesiapan Antisipasi Lonjakan Kasus PascaLibur Lebaran, Ahad (13/6).

Baca Juga

Ganif melanjutkan, 3K dilakukan hususnya dalam konteks pentahelix dalam pengendalian Covid-19, kemudian memastikan kerja sama pusat hingga ke daerah berjalan dengan baik. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu mengatakan, kerja sama dimulai dari gubernur, bupati, wali kota sampai jalur koordinasi RT/RW dioptimalkan dengan bantuan TNI/Polri.

Selain itu, Satgas juga menilai perlunya menggandeng tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda untuk mengajak pendisiplinan protokol kesehatan ini kepada masyarakatnya.

Kedua, Satgas  merekomendasikan tentang penguatan disiplin prokes dan pembatasan mobilitas dan aktivitas penduduk. Konsepnya adalah pemerintah daerah, dalam hal ini Satgas Covid-19 di daerah, dan aparat keamanan harus terus mengawal jalannya prokes 3M serta melakukan kegiatan penegakan disiplin melalui operasi yustisi di daerah zona merah. Kemudian pembatasan aktivitas seperti hajatan, wisata religi, kunjungan tradisi, dan kegiatan sosial juga dinilai perlu diketatkan. 

Rekomendasi selanjutnya, Ganip merekomendasikan peningkatan jumlah pemeriksaan pemeriksaan (testing) dan memasifkan kegiatan pelacakan (tracing). Menurutnya, upaya ini dilakukan untuk menjaring pasien terinfeksi, termasuk yang tidak bergejala.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement