REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Bogor ditunda sementara. Simulasi PTM yang telah digelar sejak 31 Mei 2021 itu ditunda lantaran angka penambahan kasus Covid-19 di Kota Hujan pada pekan ini meningkat sebesar 51 persen.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menegaskan proses yang dihentikan merupakan simulasi dari PTM. Keputusan tersebut sudah disampaikan kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor untuk disampaikan kepada sekolah-sekolah tingkat SD dan SMP yang pada dua pekan ini telah menggelar simulasi PTM.
"Simulasi PTM ditutup dulu, ditunda dulu, di-setop dulu. Kami memutuskan hentikan dulu simulasinya, tapi tatap mukanya masih belum kita pastikan. Proses simulasinya yang sedang kita matikan dulu, mulai minggu ini juga," kata Bima Arya ketika ditemui Republika.co.id di Balai Kota Bogor, Selasa (15/6).
Meski demikian, Bima Arya mengaku belum mengetahui kabar mengenai PTM yang akan digelar serentak se-Indonesia pada Juli mendatang. "Paling tidak sekarang itu dulu diumunkan, PTM untuk Juli belum tahu. Yang pasti simulasinya ditutup dulu saja," tegasnya.
Bima Arya menjelaskan, dihentikannya simulasi PTM berdasarkan pertimbangan angka kasus Covid-19 yang meningkat pada pekan ini. Sehingga, dia mengimbau masyarakat untuk terus berhati-hati. Apalagi, dikhawatirkan terdapat klaster baru setelah munculnya klaster perumahan dan klaster pondok pesantren.
Di samping itu, sambung dia, Satgas Covid-19 Kota Bogor juga akan melakukan pembatasan terhadap mobilitas warga. Dimana nantinya akan ada langkah-langkah yang akan diterapkan oleh Polresra Bogor Kota.
"Kita masih harus lebih berhati-hati lagi, jangan sampai muncul klaster-klaster baru. Kira masih cek lagi semua data, tapi paling tidak kita ingin mengurangi lagi mobilitas warga. Ada langkah-langkah dari kepolisian, nanti Pak Kapolres akan umumkan itu," katanya.
Dia menambahkan, sejauh ini simulasi PTM di Kota Bogor berjalan dengan lancar. Dimana Satgas Covid-19 Kota Bogor tidak menemukan adanya laporan atau keluhan.
Sebab, dia menuturkan, lonjakan kasus Covid-19 di Kota Bogor pada beberapa pekan ke belakang paling banyak terjadi akibat dari luar kota. Serta kerumunan yang ada di dalam kota. "Kalau laporan dari kegiatan tatap muka belum ada. Kecuali pesantren yang kemarin," ucapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno memaparkan, di Kota Bogor terjadi peningkatan pada penambahan kasus Covid-19 sebesar 51,3 persen.
"Penambahan kasus positif baru minggu ini naik dibandingkan minggu lalu, yakni dari 277 kasus sebesar 46,5 persen naik menjadi 419 kasus yakni sebesar 51,3 persen," jelasnya.
Retno menyebutkan, angka penambahan kasus Covid-19 tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor. Termasuk banyaknya kasus yang membuat tracing terus bertambah. Namun, sejauh ini klaster yang mendominasi masih klaster keluarga dan luar kota.