REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kasus positif Covid-19 di Desa Panyindangan, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, terus bertambah. Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut hingga Senin (14/6), terdapat 53 orang yang terkonfirmasi positif di Desa Panyindangan. Angka itu bertambah dari sehari sebelumnya, yang hanya berjumlah 29 kasus.
Camat Cisompet, Rahmat Alamsyah mengatakan, kasus positif Covid-19 di Desa Panyindangan berawal dari banyaknya warga yang kehilangan fungsi indra penciumannya. Setelah diperiksa, hasilnya terdapat puluhan warga yang positif. Petugas kemudian melakukan penelusuran dan warga yang terkonfirmasi Covid-19 semakin bertambah.
"Angka terakhir sampai kemarin itu ada 53 orang positif. Hari ini pengetesan kita terus lakukan, kemungkinan masih akan bertambah," kata dia saat dihubungi Republika, Selasa (16/6).
Menurut Rahmat, dari 53 kasus di Desa Panyindangan, paling banyak berasal dari rukun warga (RW) 1. Setidaknya, terdapat lebih dari 40 warga yang terkonfirmasi positif dari RW 1. Sementara sisanya berasal dari RW lainnya.
Ia menjelaskan, untuk warga terkonfirmasi positif yang berasal dari RW 1 diisolasi di rumahnya masing-masing. Namun, satu RW itu dikarantina (lockdown) untuk mengantisipasi penyebaran yang masif.
Sementara itu, warga yang positif dari RW lainnya dipusatkan di GOR Desa Panyindangan, yang lokasinya berada di RW 1. Dengan begitu, penanganan kepada warga yang positif di Desa Panyindangan dapat lebih mudah, mengingat jumlah petugas di desa sangat terbatas.
"Mulai hari ini kita mulai jemput ke GOR desa," kata dia.
Rahmat mengatakan, petugas telah menyekat GOR desa menjadi 12 ruangan untuk tempat isolasi warga yang positif. Sementara satu ruangan bisa menampung hingga tiga orang warga.
Ia memprediksi, warga yang positif di Desa Panyindangan akan terus bertambah. Sebab, masih banyak warga yang melapor bergejala. Petugas di lapangan juga masih terus melakukan pengetesan.
Apabila kapasitas GOR desa sudah penuh, pihaknya akan mencari tempat alternatif lain untuk dijadikan untuk mengisolasi warga yang positif. "Kemungkinan kita akan pakai sekolah untuk dijadikan tempat isolasi. Tapi mudah-mudahan tak bertambah lagi," kata dia.
Menurut Rahmat, hingga saat ini belum ada pasien positif dari Desa Panyindangan yang dirujuk ke rumah sakit. Sebab, mayoritas warga yang terkonfirmasi tak mengalami gejala. Hanya beberapa warga yang mengalami kehingan indra penciuman dan demam.
Ia belum dapat memastikan sumber asal penyebaran kasus Covid-19 di Desa Panyindangan. Namun, kemungkinan besar masih merupakan dampak aktivitas warga selama Lebaran.
Terkait lockdown, Rahmat mengatakan, hanya dilakukan di RW 1 Desa Panyindangan Kecamatan Cisompet. Setidaknya, di satu RW itu terdapat 620 jiwa atau 181 kepala keluarga (KK). Warga di desa itu tak boleh beraktivitas terlebih dahulu ke luar lingkungannya. Petugas akan berjaga di setiap akses keluar masuk warga.
"Untuk jadup (jaminan hidup) kita koordinasi dengan Pemkab Garut melalui Dinas Sosial dan pemerintah desa. Mungkin akan diberi sembako. Namun yang akan dapat jadup semua yang ada di RW itu, karena yang negatif juga tidak boleh beraktivitas," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Garut, Kuraesin Relawati mengatakan, pihaknya masih memproses jadup untuk warga terdampak lockdown di Desa Panyindangan, Kecamatan Cisompet. "Sudah diajukan. Tadi audah ditandangai oleh Bupati. Sementara diajukan untuk 100 jiwa daalm bentuk sembako selama 10 hari," kata dia.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, jumlah kasus terkonfirmasi positif di daerah itu masih terus bertambah. Per Senin, terdapat penambahan 376 kasus positif dan 17 kasus meninggal akibat Covid-19.
Secara akumulatif, total kasus positif Covid-19 di Kabupaten Garut saat ini berjunlah 12.718 kasus. Sebanyak 1.964 orang menjalani isolasi mandiri, 552 orang isolasi di rumah sakit, 9.632 orang telah sembuh, dan 570 orang meninggal dunia.