REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil kajian Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) saat ini petani penghasil tembakau di Indonesia saat ini sejumlah 526.389 keluarga atau setara 2,6 juta orang. Jumlah anak-anak petanipun masuk dalam golongan prevalensi merokok di kalangan remaja dan anak yang mencapai lebih dari 8 persen.
Ketua MTCC UMMagelang Retno Rusdjijati mengatakan, meski riset MTCC Unimma menunjukkan bahwa petani tidak menghendaki anak-anak mereka menjadi perokok. Namun gempuran iklan dan kurangnya kebijakan pengendalian tembakau melemahkan keinginan ini.
Meski demikian anak petani tembakau berani berhenti merokok. Karena selain resiko kesehatan, banyak aspek pertanian tembakau di Indonesia yang menimbulkan resiko signifikan bagi kesehatan dan keselamatan anak-anak petani tembakau.
"Beberapa anak yang diwawancarai melaporkan gejala masalah pernapasan, gangguan kulit dan iritasi mata saat bekerja di pertanian tembakau," kata Retno Rusdjijati, melalu keterangan tertulisnya kepada Republika, Rabu (16/6).
Oleh karenanya, pada peringatan HTTS kali ini, MTCC UNIMMA mengangkat tekad anak-anak petani tembakau sebagai wakil generasi muda di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. Mereka dilibatkan sebagai bagian dari gerakan commit to quit.
"Meraih komitmen 5 juta perokok untuk berhenti merokok dan mengajak seluruh komponen masyarakat mendukung komitmen berhenti merokok," katanya.