REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN--Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy mengatakan prospek bisnis ayam petelur di Sumatera Barat masih terbuka lebar. Audy menyebut konsumsi telur masyarakat Indonesia 120 butir per kapita per tahun. Angka ini masih rendah dibandingkan dengan konsumsi Malaysia yang sudah 330 butir per kapita per tahun.
"Artinya konsumsi telur sangat mungkin akan terus tumbuh," kata Audy saat meresmikan Koperasi Rancak Basamo Kayutanam peternak ayam petelur di Kabun Dotor Kayu Tanam, Kecamatan 2X11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Rabu (16/6).
Audy mengaku sebelum menjabat Wakil Gubernur Sumbar bergelut dalam usaha peternakan unggas di Indonesia bagian timur mengatakan. Menurut dia hingga saat ini telur adalah sumber protein hewani yang paling murah per gram dibandingkan tempe, tahu, ikan apalagi daging.
Audy menyebut jika pertumbuhan konsumsi telur itu 10 butir saja perkapita pertahun maka dibutuhkan 2,1 miliar telur untuk memenuhi kebutuhan telur masyarakat Indonesia.
"Telur juga berpotensi untuk memerangi stunting sehingga usaha peternakan ayam telur patut untuk didukung perkembangannya," ujar Audy.
Ia mengatakan saat ini Sumbar adalah provinsi peringkat tujuh nasional sebagai daerah populasi ayam ternak terbanyak di bawah Sulawesi Selatan dengan populasi sekitar 14 juta-an.
Lima Puluh Kota dan Payakumbuh masih menjadi sentra. Namun Tanah Datar, Sijunjung dan Padang Pariaman menurut dia juga sudah mulai tumbuh.
Meski demikian ia mengingatkan agar zonasi dan populasi ayam diatur oleh pemerintah daerah agar produknya bisa maksimal.
Ia juga mendukung penuh para peternak tergabung di dalam koperasi yang memiliki asas kekeluargaan. Dalam koperasi para peternak bisa saling belajar dan menguatkan bahkan bisa mendapatkan bantuan.