Sabtu 19 Jun 2021 04:23 WIB

AstraZeneca Diperintahkan Kirim 50 Juta Dosis Vaksin ke UE

Gagal kirim akan membuat AstraZeneca didenda 10 euro per dosis vaksin.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin AstraZeneca Covid-19 (ilustrasi). Pengadilan memerintahkan AstraZeneca untuk mengirimkan 50 juta dosis vaksin ke Uni Eropa.
Foto: AP/Sakchai Lalit
Seorang petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin AstraZeneca Covid-19 (ilustrasi). Pengadilan memerintahkan AstraZeneca untuk mengirimkan 50 juta dosis vaksin ke Uni Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Baik Uni Eropa dan AstraZeneca pada hari Jumat (18/6) mengklaim kemenangan dalam sengketa di pengadilan atas pengiriman vaksin Covid-19.

Uni Eropa (UE) dan AstraZeneca berselisih sejak AstraZeneca pertama kali mengumumkan penundaan pengirimannya ke blok 27 negara tersebut pada Januari 2021.

Baca Juga

Brussels telah memesan 300 juta dosis vaksin AstraZeneca untuk dikirimkan pada akhir Juni. Dengan opsi, UE membeli 100 juta dosis lebih sebagaimana dimuat dalam kontrak yang dibuat tahun lalu. Namun sejauh ini, AstraZeneca hanya memberikan sekitar sepertiganya.

UE menuduh perusahaan tersebut bertindak dengan itikad buruk dan memprioritaskan negara lain, khususnya Inggris ketimbang blok tersebut.

Komisi Eropa mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat (18/6) bahwa Pengadilan Tingkat Pertama Brussel telah memerintahkan AstraZeneca untuk segera mengirimkan 50 juta dosis vaksin pada 27 September 2021 sesuai dengan jadwal yang mengikat. Kegagalan untuk melakukan pengiriman akan mengakibatkan Perusahaan Anglo-Swedia itu membayar denda sebesar 10 euro per dosis yang tidak diberikan, demikian dilansir di Euronews, Sabtu (19/6).

Dengan demikian, UE mengharapkan menerima 15 juta dosis pada 26 Juli pagi, 20 juta dosis pada 23 Agustus, dan 15 juta dosis pada 27 September.

UE telah memesan lebih dari 2,3 miliar dosis melalui Perjanjian Pembelian di Muka yang dinegosiasikan dengan berbagai perusahaan farmasi. Sejauh ini, negara-negara anggota telah bersama-sama menerima lebih dari 352,4 juta dosis, dimana dua pertiganya berasal dari Pfizer/BioNTech.

Pfizer, yang awalnya juga terkena penundaan, sejak itu mempercepat pasokan ke UE dan telah mencapai kesepakatan baru dengan Brussels untuk memberikan tambahan 1,8 miliar dosis sebelum akhir 2023.

Beberapa negara anggota UE telah berhenti menggunakan vaksin AstraZeneca karena kekhawatiran tentang peristiwa pembekuan darah yang serius dan beberapa lainnya telah membatasi penggunaannya untuk kelompok lansia.

Pejabat Eropa sementara itu menyarankan UE tidak akan memperbarui kontraknya dengan AstraZeneca.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement