Sabtu 19 Jun 2021 21:29 WIB

Pengamat Tanggapi Maraknya Baliho Puan Maharani

Baliho Mbak Puan tampak di beberapa titik di Jawa Timur.

Ketua DPR RI, Puan Maharani
Foto: DPR RI
Ketua DPR RI, Puan Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengamat politik sekaligus peneliti Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam, menanggapi maraknya baliho-baliho Ketua DPR RI Puan Maharani. Katanya baliho Puan yang makin masif di beberapa daerah berefek positif pada tahun 2024.

"Banyak orang tahun 2024 ada Pemilihan Presiden, dan baliho yang dipasang akan berdampak baik karena secara tidak langsung ikut mengampanyekan," ujar Surokim Abdussalam, Sabtu (19/6).

Baca Juga

Baliho-baliho bergambar Puan Maharani makin mudah terlihat di beberapa titik di sejumlah daerah di Jawa Timur. Baliho yang mayoritas berukuran besar bertuliskan "Mbak Puan" itu disebutnya berhasil menghidupkan kembali semangat gotong royong sebagaimana semboyan PDI Perjuangan.

Hal itu mengingat, kata dia, baliho-baliho dipasang oleh simpatisan serta pendukung PDI Perjuangan di tingkat akar rumput. "Partisipasi kader arus bawah PDI Perjuangan untuk gotong royong membuat baliho Mbak Puan akan makin positif efeknya untuk Pilpres," ucap Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura tersebut.

Jika aksi pasang baliho puan kian masif, menurut Surokim Abdussalam, bukan tidak mungkin elektabilitas Puan Maharani bakal makin naik. Fenomena gotong royong arus bawah yang terus didorong, diperkirakan Puan Maharani miliki banyak surplus elektoral.

"Tinggal bagaimana Mbak Puan berupaya terus mendorong gotong royong di arus bawah partai. Bukan hanya mendorong yang sudah ada, melainkan juga menciptakan gotong royong baru," katanya.

Surokim mengatakan bahwa upaya mendorong semangat gotong royong tersebut memang tidak akan mudah dan bukan tidak mungkin menemui banyak kendala. Namun, lanjut dia, momentum yang telah tercipta harus sebisa mungkin didorong jika Puan Maharani yang juga putri kandung Megawati Soekarnoputri itu benar-benar ingin berkompetisi pada tahun 2024.

"Tentu itu tidak mudah karena akan tergantung pada banyak variabel. Akan tetapi, momentum itu tidak boleh ditunggu, tetapi harus diciptakan jika ingin kompetitif," tuturnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement