REPUBLIKA.CO.ID, HONOLULU — Puluhan bayi cumi-cumi dari Hawai, Amerika Serikat, berada di luar angkasa untuk dipelajari. Bayi cumi-cumi bobtail Hawai dibesarkan di University of Hawaii’s Kewalo Marine Laboratory dan dikirim ke luar angkasa awal bulan ini dalam misi pasokan SpaceX ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Honolulu Star-Advertiser melaporkan pada Senin (21/6), Peneliti Jamie Foster, yang menyelesaikan gelar doktornya di University of Hawaii, sedang mempelajari cara penerbangan luar angkasa mempengaruhi cumi-cumi. Proyek itu diharapkan dapat meningkatkan kesehatan manusia selama misi luar angkasa yang panjang.
Laboratorium Kewalo Marine membiakkan cumi-cumi untuk proyek penelitian di seluruh dunia. Hewan-hewan kecil itu berlimpah di perairan Hawaii dan panjangnya sekitar 7,6 cm seperti orang dewasa. Cumi-cumi akan kembali ke Bumi pada Juli.
Profesor University of Hawaii Margaret McFall-Ngai, menyatakan cumi-cumi memiliki hubungan simbiosis dengan bakteri alami yang membantu mengatur bioluminesensi. Ketika astronot berada dalam gravitasi rendah, hubungan tubuh dengan mikroba berubah.
"Kami telah menemukan bahwa simbiosis manusia dengan mikrobanya terganggu dalam gaya berat mikro, dan Jamie telah menunjukkan hal itu pada cumi-cumi. Dan, karena ini adalah sistem yang sederhana, dia bisa mengetahui apa yang salah," kata McFall-Ngai.
Foster sekarang menjadi profesor Florida dan peneliti utama untuk program NASA yang meneliti cara gaya berat mikro mempengaruhi interaksi antara hewan dan mikroba. "Ketika astronot menghabiskan lebih banyak waktu di luar angkasa, sistem kekebalan mereka menjadi apa yang disebut disregulasi. Itu tidak berfungsi dengan baik. Sistem kekebalan mereka tidak mengenali bakteri dengan mudah. Mereka terkadang sakit," kata Foster.
Foster mengatakan, memahami kondisi yang terjadi pada cumi-cumi di luar angkasa dapat membantu memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi astronot. Ada aspek sistem kekebalan yang tidak bekerja dengan baik di bawah penerbangan luar angkasa jangka panjang," katanya.
Menurut Foster, jika manusia ingin menghabiskan waktu di bulan atau Mars, maka harus menyelesaikan masalah kesehatan. Upaya itu perlu dilakukan agar para manusia nantinya bisa sampai dengan aman.