Kamis 24 Jun 2021 15:52 WIB

Kritikus Pemerintah Palestina Meninggal di Tahanan

Kondisi kesehatan kritikus pemerintah Palestina disebut memburuk

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera Palestina. Ilustrasi. Kritikus pemerintah Palestina yang berniat maju dalam pemilihan parlemen awal tahun ini sebelum akhirnya dibatalkan meninggal dunia di dalam tahanan.
Foto: Reuters
Bendera Palestina. Ilustrasi. Kritikus pemerintah Palestina yang berniat maju dalam pemilihan parlemen awal tahun ini sebelum akhirnya dibatalkan meninggal dunia di dalam tahanan.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kritikus pemerintah Palestina yang berniat maju dalam pemilihan parlemen awal tahun ini sebelum akhirnya dibatalkan meninggal dunia di dalam tahanan. Nizar Banat merupakan kritikus pemerintah Palestina yang memerintah sebagian wilayah Tepi Barat.

Dalam pernyataannya, Kamis (24/6) pemerintah Hebron mengatakan kondisi 'kesehatannya memburuk' setelah pasukan Palestina menangkapnya pada Kamis pagi. Mereka mengatakan ia dibawa ke rumah sakit yang menyatakan ia meninggal dunia.

Baca Juga

Pada awal bulan Mei lalu seseorang melepaskan tembakan peluru tajam, granat kejut dan gas air mata ke arah rumahnya di Kota Hebron, Tepi Barat, saat istri dan anak mereka berada di rumah. Ia menuduh serangan tersebut dilakukan Partai Fatah yang berkuasa.

Sebab, hanya pemerintah yang dikuasai Presiden Mahmoud Abbas yang memiliki akses ke gas air mata dan granat kejut. "Eropa harus tahu secara tidak langsung mereka membiayai organisasi ini," kata Banat bulan Mei lalu saat diwawancara di rumahnya.

"Mereka melepaskan tembakan ke udara saat perayaan Fatah, mereka melepaskan tembakan ke udara saat pemimpin Fatah saling bertarung satu sama lain danmereka melepaskan tembakan ke arah orang yang melawan Fatah," tambahnya.

Banat juga menuduh tokoh-tokoh Fatah memfitnahnya di media sosial dengan mengatakan ia bekerja sama dengan Israel, tuduhan serius bagi warga Palestina. Ia mambantah tuduhan tersebut.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement