REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Surat Al Ikhlas adalah surat ke-112 dalam Alquran. Surat ini tergolong surat Makkiyah atau diturunkan di Kota Makkah.
Surat ini terdiri dari empat ayat yang pokok isinya menegaskan keesaan Allah SWT. Ayat pertama surat Al Ikhlas berbunyi:
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ “Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha-Esa.”
Mengutip Tafsir Ringkas Kementerian Agama, maksudnya adalah “Wahai Nabi Muhammad, katakanlah kepada kaum musyrik yang menanyakan sifat dan nasab Allah dengan tujuan mengejek. Dialah Allah, Yang Maha-Esa. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia tidak berbilang dalam nama, sifat dan ketuhanan-Nya.”
Dalam tafsir Kementerian Agama tersebut juga dijelaskan, pada ayat pertama ini, Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad SAW menjawab pertanyaan orang-orang yang menanyakan tentang sifat Tuhannya, bahwa Dia adalah Allah Yang Maha-Esa, tidak tersusun dan tidak berbilang, karena berbilang dalam susunan zat berarti bahwa bagian kumpulan itu memerlukan bagian yang lain, sedang Allah sama sekali tidak memerlukan suatu apapun.
Keesaan Allah itu meliputi tiga hal. Dia Maha-Esa pada zat-Nya, Maha-Esa pada sifat-Nya dan Maha-Esa pada perbuatan-Nya.
Pertama, Maha-Esa pada zat-Nya berarti zat-Nya tidak tersusun dari beberapa zat atau bagian. Kedua, Maha-Esa pada sifat-Nya berarti tidak ada satu sifat makhluk pun yang menyamai-Nya
Ketiga, Maha-Esa pada perbuatan-Nya berarti Dialah yang membuat semua perbuatan sesuai dengan firman-Nya.
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ “Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah." Maka jadilah sesuatu itu.” (QS Yasin 82).