Kamis 24 Jun 2021 17:57 WIB

Kaisar Jepang Khawatir Olimpiade Perluas Penyebaran Covid-19

Panitia penyelenggara telah memutuskan mengecualikan penonton asing.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Kaisra Naruhito dan Permaisuri Masako.
Foto: EPA
Kaisra Naruhito dan Permaisuri Masako.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kaisar Jepang Naruhito mencemaskan kemungkinan penyebaran Covid-19 dalam perhelatan Olimpiade Tokyo. Sebelumnya memang terjadi tarik menarik antara pemerintahan prefektur dan pusat tentang penyelenggaraan pesta olahraga empat tahunan tersebut.

“Kaisar sangat khawatir tentang status infeksi virus corona saat ini. Mengingat kecemasan publik, dia tampaknya khawatir tentang apakah kegiatan itu akan menyebabkan infeksi menyebar,” ujar Yasuhiko Nishimura, pejabat di Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang, dalam konferensi pers pada Kamis (24/6), dilaporkan Kyodo News.

Baca Juga

Kaisar Naruhito adalah Pelindung Kehormatan untuk Olimpiade Tokyo 2020. Penyelenggaraan Olimpiade dijadwalkan digelar pada 23 Juli mendatang setelah tertunda satu tahun akibat pandemi Covid-19.

Kaisar tak memiliki kekuatan politik, tapi dia secara luas dihormati sebagai pemimpin. Banyak warga Jepang tetap skeptis tentang kemungkinan mengadakan Olimpiade. Mereka mengkhawatirkan kemungkinan meluasnya penyebaran Covid-19.

Kendati demikian, panitia penyelenggara telah memutuskan mengecualikan penonton asing dan membatasi jumlah penonton domestik. Penjualan minuman beralkohol juga dilarang agar tak terjadi kerumunan.

Pada Kamis, Pemerintah Tokyo memperingatkan bahwa mobilitas warga kian tinggi setelah pemerintah pusat mencabut keadaan darurat. “Meskipun kita sekarang dalam keadaan darurat ‘semu’, situasinya masih sangat mengerikan,” kata Wakil Gubernur Tokyo Mitsuchika Tarao kepada awak media.

Sejauh ini, Jepang telah mencatatkan 790 ribu kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 14.509 jiwa.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement