Kamis 24 Jun 2021 22:36 WIB

Ketika Tidur Bisa Bermakna Upaya Tinggalkan Semua Maksiat

Aktivitas tidur bisa dimanfaatkan untuk menjauhi segala bentuk maksiat

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Aktivitas tidur bisa dimanfaatkan untuk menjauhi segala bentuk maksiat. Kurang tidur (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Aktivitas tidur bisa dimanfaatkan untuk menjauhi segala bentuk maksiat. Kurang tidur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, - Pengasuh Pondok Pesantren Tahfizul Quran-Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Alquran (LP3iA) Narukan Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha, menyatakan pentingnya dalam menggunakan ilmu ushul fiqih dalam memandang amal seseorang termasuk dalam perkara tidur.  

Gus Baha menjelaskan orang yang tidur semestinya dapat dibaca sebagai orang yang sedang meninggalkan sekian banyak maksiat dalam kehidupannya. 

Baca Juga

Dalam pengajian virtual bersama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang disiarkan di akun YouTube resmi LP3iA pada Rabu (23/6) menjelaskan sebuah hadits yang menerangkan mudahnya bagi seorang Muslim dalam berbuat kebaikan. Berikut hadits yang dibacakan Gus Baha dalam pengajiannya:

عن أَبِي ذرٍّ جُنْدَبِ بنِ جُنَادَةَ رضي اللَّه عنه قال : قلت يا رسولَ اللَّه، أيُّ الأعْمالِ أفْضَلُ ؟ قال :  الإِيمانُ بِاللَّهِ ، وَالجِهَادُ فِي سَبِيلِهِ  . قُلْتُ : أيُّ الرِّقَابِ أفْضَلُ ؟ قال :  أنْفَسُهَا عِنْد أهْلِهَا ، وأكثَرُهَا ثَمَناً  .قُلْتُ : فَإِنْ لَمْ أفْعلْ ؟ قال : تُعينُ صَانِعاً أوْ تَصْنَعُ لأخْرَقَ .قُلْتُ : يا رسول اللَّه أرَأيتَ إنْ ضَعُفْتُ عَنْ بَعْضِ الْعملِ ؟ قال : تَكُفُّ شَرَّكَ عَن النَّاسِ فَإِنَّها صدقةٌ مِنْكَ على نَفسِكَ 

Dari Abu Zar Jundub bin Junadah berkata, “Saya berkata, ‘Ya Rasulullah, amalan manakah yang lebih utama ?’ Beliau menjawab, ‘Yaitu beriman kepada Allah dan berjihad untuk membela agama-Nya.’ Saya bertanya lagi, Hamba sahaya manakah yang lebih utama?

Beliau menjawab, ‘Yaitu yang dipandang terindah bagi pemiliknya serta yang termahal harganya.’ Saya bertanya, ‘Jikalau saya tidak dapat mengerjakan itu yakni berjihad fi-sabilillah ataupun memerdekakan hamba sahaya yang mahal harganya, maka apakah yang dapat saya lakukan?’

Beliau bersabda, ‘Berilah pertolongan kepada seseorang pekerja atau engkau mengerjakan sesuatu kepada seseorang yang kurang pandai bekerja.’ Saya berkata, ‘Ya Rasulullah, bukankah Tuan telah mengetahui, jikalau saya ini lemah sekali dalam sebahagian pekerjaan?’ Beliau bersabda, ‘Tahanlah keburukanmu, jangan sampai mengenai orang banyak, amalan sedemikian itu pun merupakan sedekah daripadamu untuk dirimu sendiri yakni tidak mengganggu orang lain.” 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement